bdadinfo.com

Ternyata Perantau Minang yang Bangun Desa Adat Waerebo di Flores, Begini Kisahnya - News

Mbaru Niang di Desa Wae Rebo, Nusa Tenggara Timur (wikipedia)

 - Desa Adat Waerebo yang berada di tengah kawasan pegunungan pantai selatan Flores, NTT memiliki daya tarik dan pesonanya sendiri untuk para wisatawan lokal hingga mancanegara.

Keindahannya pun diakui oleh UNESCO dan ditetapkan Waerebo sebagai salah satu warisan budaya dunia. Siapa sangka keunikan dari rumah adat ini ternyata dibangun oleh leluhur yang merupakan perantau Minang.

Baca Juga: Wanita Ini Bikin Jhon LBF Murka: Saya Masih Ingat Betul

Dilansir dari Piamanexplore.com, leluhur dari tanah Minang tersebut bernama Empo Maro. Kisah ini berawal saat nenek moyang Waerebo berlayar dari Minangkabau ke Makassar lalu melanjutkan perjalanannya ke pulau komodo dan mendarat di flores.

"Kami berasal dari Minangkabau, dahulu leluhur kami datang dari Minangkabau dengan sampan layar,” ucap Aleks, Ketua Adat Wae Rebo, dikutip dari prokabar.com.

Baca Juga: Cristiano Ronaldo Tunjukkan Antusiasme Jelang Al Nassr vs Ittihad FC, Cuitannya Bikin Ngeri

Menurutnya sudah ada lebih dari 18 generasi orang Minang yang berada di desa Waerebo. Ribuan tahun lalu sebelum Empo Maro membuat desa sendiri, ia sempat tinggal di salah satu kampung flores bernama Todo dan tinggal bersama warga lainnya.

Belum diketahui hingga sekarang alasan Maro pindah dari kampung Todo hingga ia menemukan sebuah lembah dan mencoba untuk hidup disana sambil menanam beberapa tanaman. Anehnya tidak ada satu pun binatang liar yang mengganggu kebunnya.

Baca Juga: Ananda Trianh Berharap HIPMI Bisa Jadi Mitra Pemerintah untuk Ciptakan Lapangan Kerja

Akhirnya ia membangun rumah di lokasi tersebut dan rumahnya disebut Mbaru Niang yang memiliki arti sebuah keselarasan manusia dengan alam dan cerminan fisik dari kehidupan suka Manggarai di desa Wae Rebo tersebut.

Sedangkan arti dari nama desanya sendiri masih belum ada yang mengetahui hingga sekarang.

“Waktu itu belum ada nama, maka suatu malam leluhur kami itu bermimpi, untuk memberi nama tempat tinggalnya dengan Wae Rebo. Dalam bahasa Manggarai, tidak ada kata rebo. Sampai sekarang kami tidak tahu arti kata rebo itu,” tutur Blasius ,salah satu guru di Waerebo dilansir dari Prokabar.com.

Baca Juga: Sadis! Wanita Ini Bunuh Paman Sendiri, Alasannya Bikin Geleng-Geleng Kepala

Menurut Blasius memang belum ada penelitian yang mengaitkan sukunya dengan Minangkabau dan mereka hanya mendengarkan kisah tersebut secara turun menurun. Namun ada beberapa hal yang dianggap memiliki kemiripan antara Waerebo dengan tanah Minang.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat