bdadinfo.com

Jalur Kereta Api Padang Panjang–Payakumbuh–Limbanang Pernah Arungi Gradien Ekstrem, Kini Tinggal Kenangan - News

                               jalur kereta api ini termasuk dalam Wilayah Aset Divre II Sumatra Barat. Jalur ini merupakan jalur pegunungan dengan gradien ekstrem, sehingga untuk menaklukkannya harus menggunakan jalur rel gigi. Panjangnya adalah 72 km.

- Siapa sangka tinggal kenangan jalur kereta api Padang Panjang–Payakumbuh–Limbanang adalah segmen jalur kereta api nonaktif di Sumatra Barat yang menghubungkan Stasiun Padang Panjang dengan Stasiun Payakumbuh.

Dahalu jalur kereta api ini termasuk dalam Wilayah Aset Divre II Sumatra Barat. Jalur ini merupakan jalur pegunungan dengan gradien ekstrem, sehingga untuk menaklukkannya harus menggunakan jalur rel gigi. Panjangnya adalah 72 km.

Tak seperti jalur lainnya di Sumatra Barat yang memfokuskan diri untuk pengangkutan batu bara, jalur kereta api ini hanya digunakan untuk mengangkut biji kopi dan tentara dari Benteng Fort de Kock di Kota Bukittinggi.

Baca Juga: Riwayatmu Kini Stasiun KA Bukittinggi, Dikenal dengan Nama Stasiun Fort de Kock Sejak Zaman Belanda

Jalur ini sepaket dengan pembangunan jalur Padang–Sawahlunto. Jalur menuju Fort de Kock Bukittinggi selesai pada tanggal 1 November 1891. Selanjutnya adalah Bukittinggi–Payakumbuh pada tanggal 15 September 1896.

Setelah Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust menyelesaikan pembangunan dan meresmikan segmen Bukittinggi–Payakumbuh.

Selanjutnya dibangunlah sebuah jalur trem kota sepanjang 20 km dari Stasiun Payakumbuh menuju Stasiun Limbanang.

Baca Juga: Target Akhir Tahun, Pembangunan Tol Bangkinang Koto Kampar Semakin Dekat dan Siap untuk Dilewati

Namun sayang sekali, pada 1933 Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust melakukan penutupan dan pembongkaran segmen ini.

Buku Sejarah Kota Padang tidak banyak mencatat jalur ini. Dalam catatan sejarah tersebut terdapat fakta menarik bahwa dari Payakumbuh terdapat jalur lori menuju tambang emas sejauh 25 km yang saat ini sudah ditutup.

Fokusnya kemudian beralih menjadi pengangkutan penumpang. Karena kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum (akibat kebijakan motorisasi pada masa Orde Baru), maka jalur relasi Bukittinggi–Payakumbuh ditutup mulai tahun 1973.

Baca Juga: Nggak Bisa Sembarangan! Ternyata Ini 8 Resiko Gagal Bayar Pinjaman Online di Shopee

Dan ditutup sepenuhnya pada tahun 1986 dengan tutupnya segmen Padang Panjang–Bukittinggi akibat kebijakan rasionalisasi lokomotif diesel.

Yang membuat lokomotif uap dirucat semua karena jalur ini sangat bergantung dengan lokomotif uap.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat