bdadinfo.com

Viral Lagi Cuitan Fadli Zon dan Fahri Hamzah Kritik Gibran saat Maju Pilwalkot Solo, Bawa-bawa Politik Dinasti - News

Pasangan Capres-Cawapres Prabowo dan Gibran. (Instagram @prabowo)

- Keputusan Wali Kota Solo yang juga putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres Prabowo Subianto mengundang perhatian sejumlah kalangan. Baik itu politisi maupun netizen.

Tak ayal, di tengah ramainya keputusan Gibran jadi Cawapres Prabowo, cuitan beberapa politikus yang dulu mencibir keputusan Gibran terjun ke politik kembali diulas oleh netizen.

Salah satu cuitan yang kembali ramai usai Gibran jadi cawapres Prabowo adalah kritik Fadli Zon dan Fahmi Hamzah.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Minta Jangan Sebar Hoaks Megawati Tepis Tangan Jokowi, Warganet Sentil Roasting Kiky yang Dicut

Dulu sebelum menjadi orang nomor satu di Kota Solo, Gibran memang dikenal sebagai pebisnis andal.

Nah, Fahri Hamzah dan Fadli Zon mengkritik langkah Gibran maju dalam Pilwalkot Solo 2020.

Fahri Hamzah menuturkan pada saat itu sebaiknya Gibran tidak ikut pertarungan Pilkada. Menurut dia, alangkah lebih baik yang bersangkutan mulai terjun ke politik di Tahun 2024.

Baca Juga: Ini Deretan Program Unggulan Prabowo-Gibran jika Terpilih di Pilpres 2024

Fahri Hamzah beralasan, hal tersebut bakal memengaruhi reputasi Presiden Jokowi.

"Sebaiknya Gibran maju paling cepat setelah 2024....kalah atau menang di Solo akan merusak reputasi bapaknya...padahal harusnya reputasi presiden berakhir moncer...pada periode akhir...," tulis Fahri Hamzah 17 Desember 2019, dikutip kembali Jumat 27 Oktober 2023.

Berselang satu jam dari cuitan Fahri Hamzah, Fadli Zon menimpapi pernyataan sahabatnya tersebut.

Menurut Fadli Zon, saat masa orde Baru saja, Soeharto tak pernah mengizinkan anak-anaknya untuk berkontestasi di Pilkada.

"Di zaman Orde Baru saja, Pak Harto tak pernah izinkan anaknya ikut pilkada walau mekanismenya beda," jelas Fadli Zon.

Lebih lanjut dijelaskan Fadli Zon, keputusan Gibran saat itu masuk ke dalam kategori politik dinasti atau aji mumpung.

Dia menegaskan, hal tersebut membuat demokrasi di Indonesia berjalan tidak sehat.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat