– Konflik Wadas kembali menjadi perbincangan hangat di kalangan warganet sejak komedian Kiky Saputri menyebut permasalahan itu sebagai salah satu topik yang tidak boleh menjadi bahan roasting Ganjar Pranowo.
Mantan Gubernur Jawa Tengah ini telah mengakhiri masa jabatannya tertanggal 5 September 2023.
Namun, tugas Ganjar Pranowo dalam mengatasi konflik Wadas masih belum usai.
Baca Juga: Pro Kontra Gaji Ahok yang Mencapai Angka Miliaran, Mulyanto: Ini Melukai Rasa Keadilan Kita
Warga Wadas belum berhenti menyuarakan ketidakadilan dan kerugian yang ditimbulkan dari pertambangan batu andesit untuk pembangunan Bendungan Bener di Desa Wadas, Kabupaten Purworejo.
Titik awal konflik ini dimulai pada tahun 2013, saat terdengar kabar akan dibangun Bendungan Bener di Purworejo dan Wonosobo.
Dua tahun kemudian, tepatnya pada 13 Oktober 2015, kabar tersebut mulai tampak nyata dengan adanya pengeboran di Desa Wadas untuk mengambil sampel tanah dan batu sebagai bahan uji.
Baca Juga: Jangan Salah Lagi, Berikut Perbedaan Magang, Freelance, dan Part Time, Fresh Graduate Wajib Tahu!
Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dilakukan pada 2017.
Namun, warga Wadas sebagai korban terdampak lingkungan tidak dilibatkan.
Terdapat hal kontradiktif antara AMDAL dan izin lingkungan dimana Wadas yang jelas tercantum sebagai desa terdampak lingkungan dalam AMDAL justru tidak disebutkan dalam izin lingkungan.
Baca Juga: Bandara Kertajati Terbuka untuk Dunia: Mendukung Pariwisata dan Pertumbuhan Ekonomi Regional
Hingga secara mengejutkan pada tahun 2018, pemerintah Provinsi Jawa Tengah di bawah kepemimpinan Ganjar Pranowo mengumumkan perihal pengadaan tanah dan pembebasan lahan untuk pembangunan Bendungan Bener.
Sejak awal pengumuman tersebut tersiar, warga Wadas secara kompak menunjukkan penolakannya, namun pemerintah tidak mempertimbangkan suara mereka.