bdadinfo.com

Sebut Bansos Hak Rakyat, Pengamat: Jangan Bilang dari Jokowi! - News

Ilustrasi pembagian Bansos.  (dok. Kementerian Sosial)

- Eep Saefulloh Fatah, pengamat politik dan sekaligus CEO lembaga survei PolMark Indonesia menyebut bahwa kontestasi pilpres merupakan ajang untuk menarik simpati rakyat.

Menurut Eep Bantuan sosial atau bansos saat ini cenderung dimanfaatkan oleh oknum untuk mempersonalisasi kepentingan satu kandidat.

Personalisasi Bansos berpotensi apalagi mengingat saat ini putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres dari nomor urut 2.

Baca Juga: Kampanye di Kuranji Padang, Andre Rosiade: Prabowo-Gibran Insya Allah Satu Putaran

"Jangan pernah bilang bansos ini dari Pak Jokowi, Jangan lupa anak Pak Jokowi ikut pilpres 2024. Jangan pernah seperti itu," katanya, dilansir dari kanal YouTube Abraham Samad SPEAK UP, Minggu, 31 Desember 2023.

Menurut Eep bansos merupakan hak bagi rakyat dan juga uang rakyat itu sendiri, serta pemberiannya bukan untuk dipersonalisasi ke salah satu kandidat.

Dan ia tidak mempermasalahkan waktu pembagian bansos mengingat tekanan hidup yang kian sulit menimpa masyarakat.

Baca Juga: Menelusuri Keunikan Kabit Si Cawat Tradisional Mentawai di Sumatera Barat, Punya Makna Simbolis Hingga Jadi Warisan Leluhur

"Yang jadi masalah itu dipersonalisasi, seolah itu bukan uang negara, bukan uang rakyat dan itu mewakili pemberian seseorang atau sekelompok orang. Itu gak betul," ujarnya.

Eep juga mengatakan bahwa hasil lembaga surveinya PolMark Indonesia capres Prabowo Subianto berada di peringkat 1 disusul Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan.

Kendati hal tersebut masih bisa berubah dalam rentang waktu yang tidak bisa diprediksi, mengingat publik amat menyoroti blunder-blunder masing-masing dari paslon.

Baca Juga: Jelang Pergantian Tahun, Wisatawan di Jam Gadang Bukittinggi Membludak

"Jadi sebetulnya belum selesai ini pertarungan masih panjang, dan sekali lagi setiap orang adalah pahlawan. Dan jangan menyerah," ujarnya.

Eep juga menyinggung narasi Prabowo - Gibran satu putaran, menurutbya hal tersebut tidaklah benar apalagi dilakukan secara masif oleh lembaga survei yang ada di Indonesia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat