- Pada Kamis, 11 Januari 2024, Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan dari Menteri Transportasi Filipina, Jaime Bautista, di Hotel Peninsula, Manila, Filipina.
Dalam pertemuan tersebut, Kepala Negara mengungkapkan apresiasinya terhadap dukungan dan kepercayaan yang diberikan oleh Departemen Transportasi Filipina terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia.
Presiden baru saja menandatangani Joint Venture Kontrak antara PT PP dan PT Adhi Karya untuk North-South Commuter Railway Project.
Dalam harapannya, Presiden menginginkan agar kerja sama ini segera dilanjutkan dengan peletakan batu pertama atau groundbreaking.
Presiden menegaskan betapa pentingnya memiliki komitmen kuat dari kedua belah pihak agar proyek kerja sama ini dapat berjalan dengan lancar dan mencapai target yang telah ditetapkan.
PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) dan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. (PTPP) bersama-sama akan melaksanakan pembangunan prasarana perkeretaapian di Filipina, yaitu Proyek Kereta Api Malolos-Clark.
Dalam keterangan resminya, Presiden Jokowi mengungkapkan nilai kontrak proyek yang didapat sebesar Rp 8,5 Triliun.
“Kita patut bersyukur karena BUMN kita, yaitu PT. PP dan PT. Adhi Karya berhasil mendapat kontrak lelang sebesar 8,5 T,” ucap Jokowi,saat kunjungan kenegaraan di Filipina (11/1).
Presiden Jokowi berharap agar kerja sama di bidang transportasi antara Indonesia dan Filipina terus meningkat.
Beliau yakin bahwa kedua negara dapat saling mendukung dan menjalin kerja sama yang erat, menciptakan komunikasi yang baik, dan memfasilitasi perkembangan sektor bisnis di bidang transportasi.
PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) mendapat kepercayaan untuk membangun prasarana perkeretaapian di Filipina.
Dua kontrak proyek prasarana perkeretaapian, yakni Malolos to Clark Railway Project (Blumentritt Extension) CP S-01 dan South Commuter Railway Project CP S-03C, telah ditandatangani oleh ADHI dan PT PP (Persero) Tbk. Melalui pembentukan joint venture, ADHI-PTPP JV berhasil mendapatkan kontrak senilai Rp8,4 triliun, dengan porsi 51% untuk ADHI dan 49% untuk PTPP. Nilai kontrak untuk ADHI mencapai Rp3,7 triliun, termasuk Rp1,47 triliun untuk CP S-01 dan Rp2,29 triliun untuk CP S-03C.