bdadinfo.com

Otorita IKN Klarifikasi: Pembangunan IKN di Tanah Monokultur, Bukan Merusak Hutan Alami! - News

Pembangunan IKN di Tanah Monokultur, Bukan Merusak Hutan Alami! (YouTube Pers Lokal)

- Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menegaskan bahwa pembangunan IKN tidak merusak hutan karena dilakukan di tanah monokultur.

Lokasi pembangunan IKN saat ini sebelumnya merupakan hutan monokultur yang, meskipun tidak menjadi bagian dari IKN, tetap akan ditebang setiap tahun untuk industri kertas.

“Lokasi sekarang yang digunakan untuk pembangunan IKN itu hutan monokultur. Meski tidak ada IKN, tetap akan ditebang tiap 6-7 tahun untuk industri kertas, jadi IKN tidak merusak alam.”

Baca Juga: Spesifikasi TECNO Pova 5 Pro 5G Smartphone Gaming Terjangkau dengan Dimensity 6080, Harga Makin Terjangkau di Tahun 2024?

Hal ini diungkapkan oleh Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam, Myrna Hasnawati Fitri, dalam acara Nusantara 2024 di Jakarta.

Mirna menjelaskan bahwa hutan Kalimantan, yang sering disebut sebagai "Heart of Borneo," meliputi wilayah dari barat hingga utara.

Namun, seperti dikutip dari YouTube Pers Lokal, lokasi IKN, meskipun terletak di Kalimantan, bukanlah bagian dari ekosistem hutan.

Baca Juga: Menerapkan Konsep Smart City, Infrastruktur Apa Saja yang Dibangun di Ibu Kota Negara Nusantara?

Menurut Mirna, definisi hutan bisa berbeda-beda, dan pemahaman mengenai definisi tersebut dapat bervariasi antara orang Jakarta dan orang Kalimantan.

Deputi Lingkungan Hidup OIKN menjelaskan bahwa pembangunan IKN hanya menggunakan 40.000 hektar dari total 252.000 hektar lahan untuk IKN.

Dari luasan tersebut, 40.000 hektar merupakan hutan monokultur.

Baca Juga: Siap-Siap Dikebut! Pembangunan Jalan Tol Bocimi Cibadak Sukabumi Makin Mantap Pasca SMI Berkolaborasi dengan Waskita Group

Sebagian besar pembangunan IKN terjadi di hutan monokultur, dan Mirna menegaskan bahwa hal ini tidak dianggap merusak hutan, tergantung pada definisinya.

“Mungkin ada pohon sedikit sudah disebut hutan, tapi kalau orang Kalimantan tidak. Jadi itu tergantung bagaimana kita mendefinisikan hutan,” ujar dia lebih lanjut.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat