- Indonesia menjadi salah satu negara yang menjadi besar dengan kultur dan euforia sepak bola.
Rangkaian panjang dari pertumbuhan dan perkembangan sepak bola di Indonesia juga dapat dibilang sebagai salah satu yang paling kompleks.
Dibalik kompleksitasnya, Indonesia juga cukup rajin untuk melahirkan beberapa nama besar yang menjadi legenda.
Salah satu nama tersebut adalah, Kurniawan Dwi Yulianto, seorang mantan pemain Timnas Indonesia yang berhasil mencatatkan momentum gemilang untuk karier kepelatihannya.
Hal tersebut didukung dengan prestasi Kurniawan Dwi Yulianto sebagai asisten pelatih dari klub Como 1907.
Sejak April 2019, ketika Hartono bersaudara mengambil alih Como 1907 melalui Sent Entertainment Ltd beberapa perubahan mulai dilakukan.
Mulai dari penyediaan dana, pembangunan infrastruktur yang baru, renovasi stadion, membangun akademi pemain muda, penunjukan tim pelatih, dan membentuk tim Utama yang ideal.
Dalam berbagai proses pembangunan dan pengembangan tersebut, pemilihan dan pembentukan tim pelatih juga menjadi sorotan beberapa media asing maupun media nasional.
Bagaimana tidak, Grup Djarum berhasil mendatangkan Osian Roberts, seorang mantan direktur teknik dari Timnas Wales dan Timnas Maroko serta mantan asisten pelatih dari tim liga Inggris, Crystal Palace.
Sebelum penunjukan Osian Roberts sebagai caretaker utama, Como 1907 telah menunjuk salah seorang legenda sepakbola Arsenal, Cesc Fabregas untuk menjadi pelatih utama.
Namun, pada saat penunjukan tersebut, Cesc Fabregas belum mendapatkan lisensi kepelatihan resmi dari FIFA.