- Di tengah hiruk pikuk transisi energi global menuju sumber energi yang lebih ramah lingkungan, Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam pengembangan energi terbarukan.
Salah satu contoh nyata adalah mega proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh tahap II di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat.
PLTP Muara Laboh, yang digagas oleh PT Supreme Energy Muara Laboh (PT SEML) sebagai pelopor perusahaan Geothermal di Sumatera Barat, telah menorehkan sejarah gemilang sejak dimulainya pengembangan tahap I pada Mei 2017.
Penanda dimulainya era baru ini diawali dengan penajakan Sumur Eksploitasi Pertama di dalam Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP ML-A2).
Kegigihan PT SEML membuahkan hasil manis dengan beroperasinya PLTP Muara Laboh tahap I secara komersial pada 17 Februari 2020 di Pekonina.
Pembangkit listrik ramah lingkungan ini menghasilkan energi panas bumi sebesar 85 Mega Watt (MW), dengan 5 MW dialokasikan untuk kebutuhan internal perusahaan dan 80 MW disalurkan ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Baca Juga: Catat Tanggalnya, Pesona Hoyak Tabuik Kota Pariaman Digelar 7-21 Juli 2024
Kesuksesan tahap I menjadi batu loncatan bagi PT SEML untuk melangkah lebih jauh. Pada tahap II, perusahaan menargetkan tambahan kapasitas listrik sebesar 65 MW, sehingga total energi yang dihasilkan PLTP Muara Laboh mencapai 150 MW.
Saat ini, proyek PLTP Muara Laboh tahap II masih dalam proses persiapan. PT SEML mematuhi seluruh regulasi dan perizinan yang berlaku dengan penuh kehati-hatian.
Hal ini mencerminkan komitmen perusahaan dalam membangun proyek yang tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga mematuhi aturan dan norma yang berlaku.
"Kami mohon doa agar kelancaran pembangunan tahap II PLTP Muara Laboh dapat terwujud," ungkap Meidi, Corporate Communication & Relations Supreme Energy Group.
"Saat ini masih banyak proses yang harus dilalui sebelum memulai konstruksi. Kami berkomitmen untuk mengikuti seluruh regulasi dan perundang-undangan yang berlaku. Doakan saja agar semua berjalan lancar," tambahnya.