bdadinfo.com

Rupiah Semakin To The Moon! Nilai Tukar Rupiah Sedang Dalam Tren Depresiasi, Tembus Rp16.400 per Dollar AS - News

Ilustrasi - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sedang berada dalam tren depresiasi.

- Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sedang berada dalam tren depresiasi, karena kurs rupiah menembus level psikologis Rp16.400 per dollar AS.

Para pengamat juga merasakan kalau depresiasi rupiah akan terus berlanjut dalam jangka waktu menengah. Tekanan terhadap rupiah yang tinggi seperti ke bulan bisa mengancam perekonomian negara.

Seiring dengan ketidakpastian pasar keuangan yang masih tetap tinggi, mengakibatkan indeks dollar AS semakin tinggi dan menekan kurs mata uang lain, termasuk rupiah.

Hal ini dapat menyebabkan inflasi barang impor, sehingga keputusan BI rate menjadi faktor penentu untuk posisi rupiah dan perekonomian Indonesia. Dilansir dari berbagai sumber, pada 20 Juni 2024.

Dengan tren dan potensi pelemahan yang terus berlanjut, apakah Bank Indonesia (BI) harus melakukan kembali mengerek suku bunga acuannya?

Ekonom Center of Reform on Economic (CORE), Yusuf Rendy Manilet menyatakan bahwa keputusan BI untuk menaikkan suku bunga BI rate akan tergantung pada hasil peninjauan atau stress test terhadap gejolak pasar keuangan.

Baca Juga: Kunci Jawaban Matematika Kelas 2 SD/MI Halaman 57-59 Kurikulum Merdeka: Soal Cerita Penjumlahan dan Pengurangan

Jika gejolak akan dihitung berlangsung dalam jangka pendek, BI dinilai tidak perlu langsuung mengerek suku bunga acuannya yang saat ini ada di level 6,25 persen.

"Pada tahapan awal, BI tidak langsung menaikkan suku bunga acuan," tambah Yusuf.

Bukannya mengerek suku bunga acuan, BI akan fokus pada intervensi pasar keuangan. Kemudian, menarik minat investor asing, BI juga akan memaksimalkan instrumen Sekuritas Rupiah BI (SRBI) atau Sekuritas Valuta Asing BI (SVBI).

"Tujuannya yaitu untuk mengembalikan kekuatan nilai tukar rupiah serta menahan agar nilai tukar rupiah tidak depresiasi lebih jauh," jelasnya.

Berbeda pendapat, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menjelaskan bahwa untuk meredam dampak lemahnya rupiah justru BI perlu mengerek suku bunga acuannya.

Bahkan, BI dinilai harus menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis point atau sekitar 0,5 persen.

Menurutnya, untuk bisa menjaga stabilitas rupiah, perlu upaya untuk mempertahankan kepercayaan investor terhadap fundamental perekonomian RI, seperti penyusunan arah kebijakan fiskal pemerintah ke depan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat