bdadinfo.com

Mampu Bertahan Hidup di Daerah Berpolusi, Peneliti UGM Kembangkan Teknologi Mikroalga untuk Atasi Perubahan Iklim - News

Peneliti UGM Kembangkan Teknologi Mikroalga untuk Atasi Perubahan Iklim.

- Mikroalga akhir-akhir ini dikenal karena kemampuannya yang bisa serap karbon dioksida. Cara kerjanya yaitu CO2 ini akan diserap dan kemudian diproses melalui metabolisme dengan melibatkan protein, lemak, dan karbohidrat dalam jumlah yang besar.

Selain itu, mikroalga juga mampu bertahan hidup di daerah polusi, suhu ekstrem, serta udara yang beracun. Tentu potensi ini menarik sekali untuk diteliti lebih lanjut untuk mengatasi masalah perubahan iklim di dunia.

Dilansir dari ugm.ac.id, pada 28 Juni 2024, melihat peluang tersebut, PSE UGM pun berhasil mengembangkan teknologi Microforest 100 berbasis mikroalga ini sebagai bentuk kontribusi dari komitmen masa depan yaitu Net Zero Carbon.

Baca Juga: Keren! Sangat Memanjakan Pengguna, Kini ChatGPT Hadir di Semua Model Mobil Audi

Teknologi ini dikembangkan dan diinisiasikan oleh Guru Besar Teknik Kimia Fakultas Teknik, Prof. Ir. Arief Budiman, D.Eng. dan Dosen Fakultas Biologi Dr. Eko Agus Suyono.

Keduanya merupakan seorang Peneliti Pusat Unggulan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUIPT) Microalgae Biorefinery UGM melalui program dana pendamping yang berasal dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi melalui platform Kedaireka tahun anggaran 2022.

Selanjutnya, kedua peneliti ini telah mendesain prototipe Algaetree, yaitu teknologi dekarbonisasi yang berguna untuk mengatasi produksi karbon atau CO2 yang ada di udara terbuka.

Baca Juga: Ikuti Tips Berikut untuk Merawat Kamera Film agar Tahan Lama

Karena kerja keras dan kerja sama yang dilakukan startup PT Algatech Nusantara, prototipe tersebut berhasil dikembangkan menjadi produk yang bernama Microforest 100.

Peluncuran instalasi Microforest 100 ini pun diselenggarakan pada Senin, 17 Juni 2024 di Masjid Raya Syeikh Zayed Solo. Dalam sesi peluncurannya, Rangga Wishesa, CEO Algatech Nusantara menjelaskan cara kerja Microforest 100 ini.

“Instalasi setinggi dua meter ini mempunyai fungsi untuk menyerap karbon di udara terbuka dengan menggunakan teknologi fotobioreaktor,” jelas Rangga.

Baca Juga: BEI Catat Investor Pasar Modal Tembus 13 Juta, Tumbuh Lebih 863 Ribu SID Baru

Rangga juga menyebutkan, PT Algatech Nusantara menyambut dengan baik untuk bisa kerja sama dalam mengembangkan prototipe peneliti UGM.

Startup tersebut juga membantu dengan menambahkan beberapa fitur yang belum tersedia seperti pengembangan desain, fabrikasi dan penambahan alat-alat sensor kondisi kultivasi yang berguna untuk Microforest berfungsi dengan maksimal.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat