– Jelang Pemilu 2024, pembicaraan seputar calon presiden (Capres) semakin ramai.
Salah satu sosok yang digadang-gadang akan maju di bursa Capres adalah Prabowo Subianto.
Terkait dengan sosok Prabowo sebagai Capres, Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), M Romahurmuziy atau Rommy sudah membicarakan itu di acara 'Adu Perspektif: Dilema Koalisi, Nasib Pemilu, dan Pengganti Jokowi' di YouTube Detik.com.
Baca Juga: Ketika Sudarman Harjasaputra Nasihati Bawahan: Pemimpin Harus Jadi Contoh
Dalam acara tersebut, Rommy menyebutkan bahwa Prabowo merupakan sosok yang tidak suka dengan pencitraan.
Romy menceritakan hal tersebut berdasarkan pengalamannya melakukan survei perbandingan antara Jokowi dan Prabowo di tahun 2014.
Baca Juga: Bubur Kampiun, Hidangan Buka Puasa Ramadhan Khas Sumbar yang Penuh dengan Cerita
“Dari survei kita menggelar 17 aspek kepemimpinan yang ikut disurvei, kewibawaan kepandaian, pengalaman, aura dan sebagainya, termasuk merakyat. Dari temuan selama 3 bulan survei itu konsisten pada waktu itu,” ungkapnya pada Rabu, 8 Maret 2023.
Dalam survei tersebut, ternyata Rommy menemukan bahwa Prabowo hampir unggul di berbagai aspek, kecuali aspek kerakyatan.
“..Bahwa Pak Jokowi kalah di semua aspek kepemipinan dibanding Pak Prabowo, kalah kewibawaan, kalah kepemimpinan, kalah pengalaman, kalah latar belakang keluarga, semua kalah, Cuma satu yang Pak Jokowi menang, yaitu merakyat,”
Baca Juga: Bocoran Genshin Impact Menunjukkan Perkiraan Jumlah Primogem untuk Update 3.6
Rommy juga menyatakan bahwa saat itu pemimpin yang dibutuhkan adalah pemimpin yang merakyat, bukan pemimpin yang model ‘prince charming’.
“Saran dari tim izin pak kalau bisa kemerakyatan bapak sekarang dipertontonkan karena paradigma rakyat hari ini bukan melihat seorang prince charming turun dari kuda kemudian menolong rakyat yang tidak punya, bukan begitu, jadi sekarang itu mereka rakyat kita maunya the presiden is just my neighborhood, itu presiden Cuma tetangga sebelah rumah aja,” bebernya.
Pada Pemilu 2014 lalu, Rommy menawarkan kepada Prabowo untuk tampil lebih merakyat dengan melarang menggunakan mobil Lexus dan menyarankan untuk menggunakan mobil Avanza.