- Wakil Sekretaris Jenderal Persaudaraan Alumni 212 atau Wasekjend PA 212, Novel Bamukmin menyerukan tolak konser Coldplay di Indonesia yang dijadwalkan digelar November tahun ini.
Alasan Wasekjend PA 212 tolak konser Coldplay karena band ini adalah pendukung LGBT dan athies.
Menurutnya Coldplay tidak cocok dengan Indonesia yang mayoritas muslim. Nah Novel Bamukmin mengatakan jangan sampai konser Coldplay nasibnya seperti Miyabi. Apa maksudnya yuk simak yuk selengkapnya.
Baca Juga: Perluas Jangkauan Konsumen, Miniso Buka Cabang di Jalan Damar Kota Padang
Dalam keterangannya Wasekjend PA 212 itu menegaskan tolak Coldplay.
"Kami dari PA 212 menolak konser Coldplay yang mendukung LGBT itu kalau sampai menggelar konser di Indonesia, karena selain Indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya umat Islam terbesar di dunia, juga LGBT sangat bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila," jelas Novel Bamukmin dalam keterangannya kepada , Senin 15 Mei 2023.
PA 212 mendesak pemerintah untuk ikut tolak konser Coldplay. Sebab menurut PA 212, dengan pemerintah ikut tolak artinya menjaga keutuhan bangsa Indonesia apalagi menjelang pesta politik praktis.
Baca Juga: 3 Selebriti Ini Jadi Bacaleg Partai Perindo, Nomor 3 darimana Duitnya?
Nah kalau pemerintah malah membiarkan apalagi sampai mendukung konser Coldplay, PA 212 dengan tegas siap kepung kacaukan konser.
"Kami jelas tidak bertanggung jawab atas gejolak umat Islam karena bisa saja mereka akan melakukan masuk ke dalam konser dengan membawa ular seperti saat akan datangnya konser Lady Gaga juga Miss World atau bisa juga mereka memblokir lokasi atau mengepung bandara," kata Novel.
Bukan cuma minta pemerintah doang, Novel Bakumin mengatakan PA 212 juga mendesak panitia batalkan saja konser tersebut.
"Panitia segera mengurungkan niatnya mendatangkan Coldplay karna masih banyak grup musik yang tidak beraliran mendukung LGBT dan atheis daripada dirugikan sperti gagalnya konser Lady Gaga, Miss World serta batalnya aktris porno Miyabi," katanya.
Novel menyatakan Polri seharusnya peka terhadap konser apapun apalagi yang didatangkan dari luar negeri, karena bisa menimbulkan gejolak di tengah masyarakat.