bdadinfo.com

Ulama Besar Sumbar ini Wariskan Ilmu yang jadi Prinsip Hidup Orang Minang sampai Sekarang, ini Sosoknya - News

Syeikh Sulaiman Ar-rasuli (Dok: Tarbiyah Islamiyah)

- Masyarakat Minangkabau dikenal sebagai etnis yang memiliki prinsip hidup yang menjunjung tinggi keagamaan dan juga kebudayaan yakni Adaik basandi syarak, syarak basandi Kitabullah.

Hingga di zaman modern ini, prinsip Adaik basandi syarak, syarak basandi Kitabullah tersebut selalu dipegang teguh oleh masyarakat Minang dimanapun dirinya berada.

Namun, tidak sedikit yang belum mengetahui bahwa prinsip tersebut merupakan warisan ulama besar Sumatera Barat (Sumbar) yang sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat Minang.

Baca Juga: Semen Padang Sukses Raih 5 Penghargaan ENSIA 2023

Adaik basandi syarak, syarak basandi Kitabullah atau dalam bahasa Indonesia memiliki arti “adat bersendikan syariat, syariat bersendikan Kitabullah” tersebut datang dari ulama yang bernama Syekh Sulaiman ar-Rasuli. 

Syekh Sulaiman ar-Rasuli atau yang juga dikenal dengan nama Inyiak Canduang merupakan ulama asli Minangkabau pengaruhnya begitu besar dalam masyarakat bahkan hingga saat ini.

Syekh Sulaiman lahir pada 10 Desember 1871 dan wafat 1 Agustus 1970. Beliau adalah ulama yang mendirikan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) dan Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Canduang.

Baca Juga: Polda Sumbar Buru Delapan Orang yang Diduga Menunggangi Aksi Demo Warga Air Bangis

Pemikirannya beliau tidak datang dengan begitu saja tanpa sebab, melainkan hasil dari belajar menuntut ilmu dari sejumlah guru dan ulama besar yang bahkan ditekuninya hingga Kota Mekkah, Arab Saudi.

Orang tua Inyiak Canduang juga diketahui seorang alim ulama yang merupakan seorang guru yang mengajarkan ilmu agama. Kedua orang tuanya bernama Muhammad Rasul Tuanku Mudo dan Siti Buliah.

Inyiak Canduang belajar ilmu agama kepada sejumlah ulama besar yang ada di Sumatera Barat lainnya seperti Syekh Abdurrahman dan Syekh Muhammad Arsyad di Batuhampar, Syekh Abdussamad Tuanku Samiak.
Beliau juga belajar kepada Syekh Muhammad Ali Tuanku Kolok, Syekh Muhammad Salim Sungai Dareh, dan Syekh Abdussalam Banuhampu.

Baca Juga: BBTNKS Tak Izinkan Tim Ekspedisi Napak Tilas Masuk Kawasan Hutan Kambang Muara Labuh 

Kesempatan menunaikan ibadah haji juga tidak ia sia-siakan begitu saja. Inyiak Canduang memilih menetap di Mekkah selama kurang lebih empat tahun lamanya untuk menuntut ilmu kepada sejumlah ulama di kota suci umat Islam tersebut.

Inyiak Canduang belajar kepada Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, Syekh Mukhtar Atharid al-Bughuri dan sejumlah ulama besar lainnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat