- Stasiun Pulau Air, sebuah ikon bersejarah di Sumatera Barat, merupakan bukti hidup dari masa lalu yang terus menginspirasi dan menolak untuk pudar oleh waktu.
Sebagai salah satu stasiun kereta api tertua di wilayah ini, Stasiun Pulau Air telah menjadi saksi bisu dari perjalanan sejarah dan transformasi masyarakat setempat.
Lima anak tangga selebar 6 meter berfungsi sebagai tanda pintu masuk utama ke bangunan yang memiliki luas sekitar 500 meter persegi tersebut.
Baca Juga: Jalan Tol Lingkar Pekanbaru Mulai Dibangun Hutama Karya, Riau Mantap Jadi Epicentrum Sumatera
Pada satu dari tangga tersebut, terdapat jalur khusus untuk disabilitas yang dilengkapi dengan pegangan berbahan stainless steel.
Bahan-bahan antikarat yang berkilauan tersebut juga digunakan untuk menghiasi beberapa bagian dari bangunan.
Lebih dari sekadar elemen dekoratif, bahan tersebut berfungsi sebagai penghalang di tepian-tepian yang curam agar tidak membahayakan orang yang melewati.
Baca Juga: Wali Kota Padang Hendri Septa Apresiasi UKM Sulaman Benang Emas dan Limau Barongge
Di puncak bangunan yang besar, terdapat tulisan berhuruf besar dan jelas "ST PULAU AIE".
Ternyata, bangunan besar tersebut adalah bagian dari Stasiun Pulau Air yang berlokasi di tengah permukiman padat penduduk di Kota Lama Padang, Kelurahan Pasa Gadang, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang.
Warga setempat umumnya menyebutnya sebagai Stasiun Puluaie, yang merupakan salah satu stasiun kereta api tertua di Sumatra Barat.
Baca Juga: Silaturrahmi di Bungus Teluk Kabung, Masyarakat Sambut Hangat Wali Kota Hendri Septa
Awalnya, bangunan tersebut dalam keadaan yang menyedihkan karena tidak lagi digunakan sebagai stasiun kereta.
Pada tahun 1977, stasiun terakhir kali melayani perjalanan kereta sebelum akhirnya dihentikan operasinya.