bdadinfo.com

Strategi Politik yang Lihai Bikin Muhaimin Iskandar Penuh Kontroversi, Begini Ceritanya… - News

Sosok Muhaimin Iskandar.  (Tangkap layar Instagram/@cakiminow )

- Nama Muhaimin Iskandar kian ramai menjadi perbincangan publik sejak penetapan dirinya sebagai pendamping bakal capres Anies Baswedan.

Namun sosok ini bukanlah ‘anak kemaren sore’ yang tiba-tiba mendapat tawaran prestisius tersebut, karena perjalanan waktu telah membuktikan bagaimana sepak terjang sosok Muhaimin Iskandar di dunia politik.

Dibesarkan dari keluarga ulama, Muhaimin Iskandar, atau yang akrab disapa cak imin, memiliki bekal yang sangat mumpuni dalam pengetahuannya di bidang keagamaan.

Baca Juga: Murka ke Muhaimin Iskandar, Putri Gus Dur Sakit Hati hingga Desak Ketum PKB Lakukan Hal Ini

Ia juga aktif dalam gerakan-gerakan kemahasiswaan melalui organisasi PMII kian meneguhkan prinsipnya sebagai putra kandung bumi pertiwi. 

Tidak berlebihan menilai Muhaimin Iskandar sebagai seorang pejuang sejati, karena perjuangannya sebagai aktivis tidak berhenti dibangku perkuliahan saja.

Pada tahun 1998 Muhaimin Iskandar bersama Abdurrahman Wahid beserta beberapa tokoh ulama lainnya mendirikan partai kebangkitan bangsa atau yang dikenal PKB pada tanggal 23 Juli 1998.

Baca Juga: Kota Pelopor! 7 Peristiwa Besar di Indonesia Ini Terjadi Pertama Kali di Palembang, Berikut Daftarnya

Sebagai partai yang lahir dalam momentum reformasi 1998, PKB mendapat perolehan suara yang signifikan.

Bersama ketua umum Matori Abdul Djalil, Muhaimin Iskandar menahkodai PKB hingga berhasil mendapat peringkat ketiga dalam pemilu 1999.

Bahkan dalam pemilu berikutnya PKB berhasil mengantarkan KH Abdurrahman Wahid menjadi presiden indonesia ke - 4 mengalahkan Megawati Soekarno Putri dari partai PDI - Perjuangan.

Baca Juga: Siap Bertambah! 2 Ruas Jalan Tol Trans Sumatera Sudah Beres Tinggal Tunggu Uji Laik Fungsi, Ini Lokasinya

Namun peristiwa jatuhnya kepemimpinan presiden KH Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal Gus Dur, melalui sidang istimewa MPR pada tanggal 21 Juli 2001 berbuntut pada perpecahan di internal PKB.

Terjadinya dualisme kepemimpinan partai yaitu antara Alwi Shihab dan Matori Abdul Djalil, Muhaimin sendiri berpihak pada kubu Alwi Shihab yang berhasil memenangkan kepemimpinan yang sah oleh Mahkamah Agung.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat