- Pinjaman online telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari di Indonesia, menyediakan akses cepat ke dana tunai bagi banyak orang.
Namun, belakangan ini, ada banyak kontroversi seputar praktik pinjaman online tertentu, salah satunya adalah dari perusahaan AdaKami yang dikritik karena bunganya yang mencapai 100 persen.
Artikel ini akan menjelaskan kontroversi tersebut dan dampaknya terhadap nasabah.
Baca Juga: 3 Proyek Jalan Tol Sumatera Utara Rampung Tahun 2023 Ini, Masa Percobaan Gratis di Jalur Ini
Dalam sebuah cuitan yang dibagikan oleh akun Twitter @PartaiSocmed, menjelaskan sebuah fenomena mengejutkan tentang pinjaman online dari AdaKami.
Terlihat bahwa bunga atau yang diubah istilahnya menjadi biaya layanan hampir mencapai 100 persen.
PartaiSocmed mengkritisi OJK karena membiarkan praktek tidak manusiawi ini tetap berjalan sampai saat ini.
"Ini apa-apaan @ojkindonesia? Bunga mencekik dengan istilah biaya layanan yang hampir 100 persen dari pinjaman pokoknya. Apakah praktek-praktek culas begini diizinkan oleh OJK? AdaKami di bawah pengawasan OJK kan? Apakah yang kalian awasi, setoran anggotanya saja?," tulis @PartaiSocmed dalam captionnya.
Dalam foto yang dilampirkannya, terlihat jumlah pokok pinjaman sebesar Rp3,7 juta.
Sedangkan biaya layanan mencapai Rp3.420.018, bunga Rp187.460, dan PPN Rp159.178.
Sehingga, total yang harus dilunasi oleh nasabah adalah sejumlah Rp7.466.656 atau sebesar 100 persen dari pokok Rp3,7 juta saja.