- Minggu, 3 Desember 2023, adalah hari yang penuh duka bagi masyarakat Minangkabau. Erupsi Gunung Marapi telah merenggut nyawa puluhan orang, termasuk seorang pemuda bernama Frengki Candra (24).
Frengki, seorang mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP), meninggal saat berada di puncak Gunung Marapi, tempat yang selama ini menjadi tempatnya untuk merenungi dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Frengki Candra, atau akrab dipanggil Frenki, bukanlah nama asing di kalangan mahasiswa UNP.
Pemuda asal Solok Selatan ini dikenal sebagai sosok yang rendah hati, cerdas, dan memiliki semangat tinggi dalam mengejar ilmu.
Baca Juga: Bukittinggi Sukses Gelar Minang Geopark Run 2023, Mayoritas Peserta dari Luar Kota
Wisuda yang seharusnya menjadi momen bahagianya pada 17 Desember mendatang, kini menjadi kenangan yang tergores oleh tragedi Gunung Marapi.
Namun, cerita tentang Frenki tidak serta merta terkubur bersama jasadnya. Saksi-saksi yang berada di sekitar jenazahnya memberikan kesaksian mengharukan.
Saat jenazah Frenki diturunkan dari puncak Gunung Marapi, aroma wangi memenuhi udara. Kesaksian dari tim SAR, perawat, dan saksi-saksi lainnya menggambarkan suasana yang luar biasa.
D'nov, anggota tim SAR, menyampaikan bahwa aroma yang tercium adalah wangi yang khas.
"Saya bersaksi bahwa tidak ada aroma aneh kecuali wangi. Kebetulan ambulance kami yang bawa, aromanya memang wangi," ungkapnya dengan tulus.
Bittersweer, seorang saksi lainnya, menambahkan, "Perawat yang di atas mobil sama saksi pas jenazah datang dari atas mereka fikir wangi parfum paramedis."
Baca Juga: Di Tengah Hujan Deras, Pedati ke XIII Bukittinggi Diluncurkan dengan Meriah
Kesaksian ini semakin menunjukkan bahwa kehadiran Frenki di dunia ini, meski tak lagi bersama kita, meninggalkan kesan yang mendalam.
Jhoni Edward, yang juga menjadi saksi saat kedatangan jenazah di Rumah Sakit Achmad Mochtar, turut memberikan kesaksian bahwa dirinya mencium aroma wangi saat jenazah turun dari ambulance.