- Tanggal 26 Desember akan selalu diingat sebagai hari yang memilukan bagi masyarakat Indonesia, terutama bagi masyarakat Aceh.
19 tahun lalu, terjadi sebuah bencana dahsyat yaitu Tsunami Aceh 2004 yang mengguncang Indonesia dan dunia.
Bencana ini mengakibatkan banyaknya korban jiwa serta kerusakan berat terhadap bangunan yang ada di sana.
Dilansir dari buku berjudul Post-Disaster Reconstruction, semua berawal dari kejadian gempa dahsyat yang melanda Aceh pada hari Minggu, 26 Desember 2004.
Gempa yang berlangsung menjelang pukul 08:00 waktu setempat tersebut memiliki kekuatan 9,0 skala Richter dan berlangsung selama 10 menit.
Gempa yang diklaim sebagai salah satu yang terbesar di dunia itu pun memicu retaknya lempengan antara Eurasia dengan Indo-Australia yang mencapai 1.200 km.
Retakan tersebut memicu adanya peningkatan air laut yang kemudian memicu adanya Tsunami yang melanda beberapa negara di Asia.
Salah satu yang paling dekat dengan pusat retakan tersebut adalah provinsi Aceh, yang merasakan dampak paling kuat dari Tsunami tersebut.
Setelah gempa yang berlangsung selama 45 menit, gelombang Tsunami akhirnya mencapai daratan Aceh dengan ketinggian berkisar antara 3 hingga 12 meter.
Baca Juga: Oh Jadi Ini Kenapa Jusuf Kalla Dukung Anies Baswedan di Pemilu 2024: Dia Tidak Pernah Korupsi
Ketiadaan sistem peringatan bencana hingga masyarakat yang tidak memiliki persiapan menghadapi bencana pun memperburuk keadaan ini.
Bencana ini setidaknya merenggut nyawa antara 130.000-170.000 orang, dan lebih dari 500.000 orang kehilangan tempat tinggal.