- Mantan Menteri Perekonomian era Pemerintahan Gus Dur, Rizal Ramli meninggal dunia setelah dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat.
Rizal Ramli meninggal pada Selasa, 2 Januari 2024, setelah mengalami Kanker Pankreas yang membuat harus menjalani perawatan di RSCM hampir 2 bulan, dan telah mengidap kanker pankreas stadium 4.
Meninggal pada usia 69 tahun, semasa hidupnya memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Mantan Presiden Ke 4 Indonesia, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Organisasi NU dan Kalangan Pesantren.
Baca Juga: Ngakak! Dikerjai Anak Kecil Menggunakan Terompet, Begini Reaksi Kaget Muhaimin Iskandar
Rizal Ramli dikenal sebagai ekonom besar Indonesia, yang pernah berkuliah di Institut Teknologi Bandung, Universitas Sophia di Turki dan Universitas Boston di Amerika Serikat.
Pria kelahiran Padang, 10 Desember 1954, juga sempat menjabat sebagai Menko Kemaritiman pada periode bulan Agustus 2015 - Juli 2016 di era Pemerintahan Pertama Joko Widodo.
Selain itu, kepergian Rizal Ramli juga dirasakan oleh mantan Aktivis 1998, Mohamad Syafi Alielha "atau disapa Savic Ali", yang mengagumi beliau sering mengunjungi kiai maupun pesantren.
"Rizal Ramli merupakan tokoh dan ekonom yang cukup dekat dengan kalangan NU. Beliau juga dekat dan pernah jadi menteri di era Pemerintahan Gus Dur, serta sering berkunjung ke kyai maupun pesantren, dan pernah menjadi narasumber diskusi di Gedung PBNU beberapa kali,” ucap Savic, sebagaimana dikutip dalam ungkapan yang disampaikan pada Selasa, 2 Januari 2024.
Bahkan, Savic menyebut bahwa sosok Rizal Ramli pernah menjadi aktivis mahasiswa dan termasuk orang yang peduli terhadap, dan selalu memikirkan Indonesia agar bisa menjadi lebih baik.
Rizal memiliki karir politik yang luar biasa baik di tingkat Nasional maupun internasional.
Baca Juga: Rekrutmen CPNS 2024 Siap Serap Banyak Fresh Graduate, Ternyata Jadwal Pndaftarannya Sebentar Lagi!
Bahkan, pernah dipercaya sebagai anggota tim panel penasihat ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bersama beberapa tokoh ekonom dari berbagai negara lainnya.
Karena ingin fokus mengabdi pada Indonesia, beliau pernah menolak jabatan internasional sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Economic & Social Commission of Asia and Pacific (ESCAP) yang ditawarkan PBB pada bulan November 2013.