bdadinfo.com

Kisah Tragis Kepunahan Great Auk yang Merupakan Burung Laut Nan Tidak Bisa Terbang - News

Kisah Tragis Kepunahan Great Auk yang Merupakan Burung Laut Nan Tidak Bisa Terbang/nhm.org

- Great Auk dengan nama latin Pinguinus impennis merupakan burung laut yang tidak bisa terbang yang termasuk dalam famili Alcidae, ordo Charadriiformes.

Berkembang biak secara berkoloni, Great Auk sering ditemukan di pulau-pulau berbatu di lepas pantai Atlantik Utara seperti; St. Kilda, Kepulauan Faroe, Islandia, dan Pulau Funk di lepas pantai Newfoundland.

Great Auk memiliki panjang tubuh kira-kira 75 cm dan memiliki sayap yang panjangnya kurang dari 15 cm digunakan untuk berenang di bawah air dengan paruh bengkok yang hampir sebesar kepalanya berwarna hitam besar dan memiliki delapan atau lebih alur melintang.

Baca Juga: Percepatan Pembangunan Tol Ruas Padang Pekanbaru: Fokus pada Seksi Bangkinang Pangkalan Tahap 1 Menuju Integrasi dan Pengembangan Potensi Wilayah

Selain itu ia memiliki bulu hitam dan putih dimana bulu punggung dan kepala berwarna hitam, bulu bagian depan berwarna putih, serta bintik putih besar di antara paruh dan matanya.

Pada tahun 1840, tiga orang nelayan yang melihat Great Auk yang berdiri tegak dan berjalan dengan kikuk serta sangat lincah di dalam air, mereka bertiga menculik burung yang tidak berdaya tersebut, mengikat kedua kakinya dan membawanya kembali ke kapal mereka.

Para pelaut membiarkan Auk Besar tetap hidup selama 3 hari, namun pada hari keempat ketika terjadi badai yang dahsyat, para pelaut menjadi takut dan percaya takhayul yang menganggap Great Auk merupakan ”penyihir yang menciptakan pusaran air” dan melemparinya dengan batu sampai mati, itu adalah Great Auk terakhir yang terlihat di Kepulauan Inggris.

Baca Juga: BYD Meluncurkan Tiga Model EV ke Indonesia, Jarak Tempuh Perjalanannya Mencapai 1,2 Juta Kilometer Lho

Empat tahun setelah kejadian itu tepat pada tahun 1844, Great Auk menghilang sepenuhnya dari dunia ketika para nelayan memburu pasangan terakhir Great Auk yang ada di tepi Pulau Eldey, lepas pantai Islandia. Para nelayan yang melihat pasangan tersebut di kejauhan dan menyerang, menangkap dan membunuh Great Auk.

Ketika mereka Great Auk melarikan diri demi keselamatan dari tempat mereka berada, salah satu nelayan menghancurkan telur yang dierami oleh si betina dengan sepatu botnya, sehingga spesies tersebut punah selamanya.

Sebenarnya nasib buruk Great Auk telah diprediksi sejak tahun 1785 oleh penjelajah George Cartwright, dimana banyak pemburu yang sepanjang musim panas berada di pulau dengan tujuan membunuh Great Auk demi diambil bulunya dan kehancuran yang mereka timbulkan sungguh luar biasa yang menyebabkan mereka bisa punah.

Baca Juga: Jambi Keren! Hanya Butuh 1,5 Jam Konstruksi Pembangunan Jalan Tol Pertama di Indonesia Inilah Hubungkan 3 Provinsi Sumatera

Kepunahan dari Great Auk membuat Museum Nasional Smithsonian memberi penghormatan kepada Great Auk dan burung-burung yang sudah punah lainnya termasuk Heath Hen, Parkit Carolina, dan Martha, Merpati Penumpang terakhir, dalam pameran baru dari Perpustakaan Smithsonian bertajuk “Once There Were Billions: Burung yang Hilang di Amerika Utara.” ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat