- Nadila atau Dila, 21 tahun, begitu remaja putri ini biasa dipanggil.
Mahasiswi semester akhir sebuah perguruan tinggi kesehatan di kota Padang ini mengaku mempunyai pengalaman tersendiri terkait dengan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Ia merasa sangat bersyukur dengan adanya program JKN apalagi dengan merasakan manfaat sebagai peserta PBI APBD.
Harus jauh dari kedua orang tua yang saat ini berdiam di daerah Tapan, Kabupaten Pesisir Selatan, membuat remaja ini harus selektif mencari waktu agar bisa mudik ke kampung halamannya.
Maklum, butuh waktu 6 jam perjalanan darat dari Padang ke Tapan.
“Beginilah, Bang, kalau mengandalkan libur hari Minggu saja, sudah pasti nggak cukup waktunya. Habis waktu di jalan” ujar Dila lirih.
“Kalau Hari Sabtu, Dila sering ada kegiatan di kampus, Bang, jadi nggak bisa pulang”,sambungnya.
Pembicaraan menjadi lebih serius ketika Dila menuturkan kondisi Ibunya yang kini dalam keadaan sakit di kampung.
Sekalipun berenam bersaudara, yang terdiri atas dua perempuan dan empat laki-laki, Nadila merasa memiliki tanggung jawab penuh terhadap kedua orangtuanya karena kelima saudaranya semuanya sudah berumahtangga.
Sang Ibu, Julaini, 63 tahun, divonis dokter menderita penyakit batu ginjal.
“Pada awalnya, dugaan dokter, Ibu terkena syaraf terjepit, Bang. Namun setelah di USG dan menjalani serangkaian pemeriksaan, baru ketahuan kalau Ibu menderita penyakit batu ginjal” tutur Dila menceritakan pengalamannya.
Oleh sejumlah dokter, Ibunya disarankan melanjutkan pengobatan ke Padang karena sarana dan prasarana yang terbilang lengkap bila ditangani di Padang.
Sebenarnya ini kesempatan bagi Dila karena domisilinya memang di kota Padang.
Namun Dila masih menaruh harapan Ibunya masih bisa ditangani di RSUD M.Zein Painan karena lebih dekat ke kediaman orangtuanya.
Ketika ditanya bagaimana kesannya selama membawa Ibunya berobat di RSUD.M.Zein, pada umumnya Dila merasa puas.