– Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan PT. Kereta Api Indonesia (KAI) terus mendorong pengerjaan proyek pengembangan layanan transportasi publik, Stasiun Tanah Abang.
Pengembangan Stasiun Tanah Abang dilakukan guna meningkatkan pelayanan masyarakat yang menggunakan moda transportasi Commuter Line dari/menuju Tanah Abang.
Stasiun Tanah Abang sendiri merupakan kawasan berorientasi transit yang melayani kawasan perdagangan dan perkantoran di daerah Jakarta Pusat.
Oleh karenanya, pengerjaan proyek pengembangan stasiun ini mesti dilakukan dengan cepat, sehingga masyarakat dapat segera mendapatkan pelayanan yang lebih baik lagi kedepannya.
Pengembangan yang dilakukan pada Stasiun Tanah Abang meliputi, pembangunan stasiun baru, penambahan jalur, penambahan peron, serta penataan fasilitas integrasi antarmoda.
Dalam hal penambahan jalur, akan ditambah menjadi enam jalur dari yang sebelumnya hanya empat jalur.
Baca Juga: Bank Nagari Lepas Keberangkatan 311 CJH ke Tanah Suci
Penambahan dua jalur baru ini tentu akan menentukan pergerakan waktu (headway) yang cukup signifikan, khususnya pada lintas Serpong yang bisa mencapai tiga menit saja dari yang sebelumnya tujuh menit.
Sementara, untuk penambahan peron akan ditambah menjadi empat peron dari yang sebelumnya dua peron.
Dengan begitu, dilakukannya pengembangan Stasiun Tanah Abang ini akan menaikan tingkat pelayanan pada penumpang, baik dari sisi kemudahan, kenyamanan, aksesibilitas, maupun mobilitasnya.
Pengembangan Stasiun Tanah Abang ini nantinya juga bisa meningkatkan kapasitas penumpang sebesar tiga kali lipat, dari 100 ribu menjadi 300 ribu per harinya.
Pada proyek ini, masing-masing pihak telah berbagi tugas dalam ruang lingkup pengerjaannya, seperti halnya Kemenhub yang fokus membangun gedung stasiun baru, jalan Kereta Api, fasilitas operasi Kereta Api (persinyalan, rel), dan JPO di atas jalur Kereta Api.
Kemudian, Pemprov DKI Jakarta mengerjakan pelebaran jalan dan fasilitas integrasi antarmoda.