bdadinfo.com

Kiamat Internet akan Terjadi Tahun 2025 Terungkap oleh NASA, Simak Penjelasannya - News

Kiamat Internet Akan Terjadi Tahun 2025 Terungkap oleh NASA, Simak Penjelasannya/Washington Post

 

 – Belakangan ini, topik mengenai kiamat internet telah menjadi pembicaraan hangat di media sosial. Diyakini bahwa bumi akan mengalami kiamat internet sebagai akibat dari badai matahari.

Selain itu, NASA juga baru-baru ini mengumumkan pengembangan sistem baru yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk membantu memprediksi peristiwa ekstrem seperti itu.

Dalam sebuah penelitian pada tahun 2021, Sangeetha Abdu Jyothi, seorang ahli komputer di University of California, Irvine, menyatakan bahwa terdapat kemungkinan sebesar 1,6 hingga 12 persen terjadinya gangguan kiamat internet yang berlangsung selama berbulan-bulan dalam beberapa dekade mendatang.

Penelitian tersebut juga memperkirakan bahwa pemadaman internet secara besar-besaran dapat menyebabkan kerugian ekonomi sebesar 7 miliar dolar AS per hari di Amerika Serikat.

Baca Juga: Alef Aeronautics Rilis Mobil Terbang 'Model A' Siap Dipesan dengan Harga Rp4,5 Miliar

Namun, para ahli di NASA melaporkan penemuan baru yang signifikan oleh Parker Solar Probe yang membantu memahami sumber masalah kiamat internet tersebut.

Angin matahari, ketika bergerak dengan kecepatan tinggi, memiliki potensi untuk menyebabkan bencana pada satelit Bumi dan dapat memutuskan komunikasi radio, internet, dan jaringan listrik di Bumi.

Menurut NASA, Parker Solar Probe, yang diluncurkan pada tahun 2018, menjadi wahana antariksa pertama yang mencapai permukaan dan atmosfer atas Matahari, yaitu korona.

Tujuannya adalah untuk membantu para ilmuwan dalam mempelajari bagaimana angin matahari mencapai kecepatan supersonik dan berdampak pada sistem cuaca luar angkasa yang lebih besar.

“Penting untuk memahami mekanisme yang terjadi pada angin matahari karena memiliki implikasi yang signifikan di Bumi,” kata James Drake, profesor fisika di University of Maryland dari Youtube NASA.

“Dampaknya akan mempengaruhi kemampuan kita dalam memahami proses pelepasan energi oleh Matahari dan menyebabkan terjadinya badai geomagnetik yang merupakan ancaman bagi jaringan komunikasi kita,” lanjut James Drake.

Sejak Parker diluncurkan, para ilmuwan telah menemukan bahwa angin matahari, yang terdiri dari aliran partikel bermuatan, didorong oleh semburan energi yang meletup dari korona, yang juga dikenal sebagai jetlet.

"Hal ini merubah paradigma dalam cara kita memahami aspek tertentu mengenai angin Matahari," kata fisikawan Craig DeForest dari Youtube NASA.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat