bdadinfo.com

Perjuangan Mempertahankan Sistem Matrilineal, Dinamika Konflik Budaya dan Agama di Tanah Minangkabau - News

Bagaimana Sistem Matrilineal di Minangkabau Tetap Bertahan? (Narasi sejarah)

Minangkabau, suku terbesar di Nusantara, merangkum lebih dari sekadar gambaran Sumatera Barat.

Tradisi Minangkabau, sering terkait dengan orang Padang, meluas di balik stereotip administratif.

Mengintip ke dalam sejarah lisan, akar kata ‘Minangkabau’ merujuk pada kemenangan kerbau lokal melawan kerbau luar, memunculkan makna penting tentang identitas.

Baca Juga: Wow, Ini 7 Perguruan Tinggi Terbaik di Pulau Sumatera per Juli 2023, Dua Diantaranya dari Sumatera Barat!

Sistem matrilineal, ciri khas Minangkabau, memperlihatkan bagaimana budaya ini menekankan garis keturunan ibu dan hak waris.

Dalam paradigma ini, wanita memiliki posisi yang istimewa. Matrilineal adalah tandingan patriarki, dan uniknya, dua sistem ini hidup berdampingan di Minangkabau.

Teori strukturasi Anthony Giddens membantu melihat perang antara agen (kelompok adat dan Padri) dan struktur (agama dan budaya).

Baca Juga: Intip Harta Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat, Tajir Mana Coba, Ada yang Punya Mobil BMW X4!

Agen seperti kelompok adat dan kaum Padri berusaha mengubah atau mempertahankan sistem sosial.

Sementara perang Padri mencerminkan konflik tersebut, dengan agen ingin mengubah struktur budaya melalui agama.

Perang Padri menyaksikan dominasi agama Islam neo-Wahabi dari Mekah.

Baca Juga: Pertempuran Medan Area, Jejak Perjuangan Pemuda Indonesia Melawan Sekutu dan NICA

Kelompok Padri berusaha menegakkan agama dan mengganti sistem adat dengan hukum Islam.

Mereka mengajukan fatwa yang merusak sistem matrilineal. Konflik fisik dan dominasi agama berperan dalam transformasi budaya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat