bdadinfo.com

Sejumlah Bandara di Sumatera Barat dengan Infrastruktur yang Bernilai Historis Tinggi - News

Salah satu bandara di Sumatera Barat  (twitter KementerianBUMN)




- Bandara merupakan infrastruktur penting yang perlu ada di setiap wilayah-wilayah di Indonesia. Dengan dibangunnya bandara, akan mempermudah keluar masuknya barang dan orang dari dan ke dalam atau luar negeri.

Selain itu, ada beberapa tempat di pedalaman yang hanya bisa diakses menggunakan jalur udara, oleh karena itu, bandara bisa sangat berguna untuk memperlancar arus distribusi barang di daerah-daerah pedalaman.

Untuk wilayah Sumatera Barat sendiri, saat ini ada enam bandara yang masih bisa difungsikan. Namun, kapasitasnya saja yang berbeda-beda.

Baca Juga: Data BPS, Sumut Salah Satu Daerah Pendorong Ekonomi di Pulau Sumatera Tahun 2023

Berikut ini adalah enam bandara yang ada di Provinsi Sumatera Barat. Simak informasi selengkapnya!

1. Bandar Udara Tabing

Bandar Udara Tabing merupakan bandara internasional pertama di Sumatera Barat hingga Juli 2005, sebelum akhirnya penerbangan internasional dipindahkan ke Bandar Udara Minangkabau.

Bandara dengan luas 84,20 hektare ini sekarang difungsikan sebagai markas dari TNI AU dan namanya diganti menjadi Lapangan Udara Sutan Syahrir.

Baca Juga: IWAPI Gelar Pelatiahan Penyusunan Perencanaan Pelaksanaan Kontruksi Jalan di Kabupaten Pesisir Selatan

Pernah ada insiden pada 13 Oktober 2012, di mana pesawat Sriwijaya Air Boeing 737-200 rute Bandara Polonia Medan ke Bandara Minangkabau, tiba-tiba mendarat di bandara ini. Tidak ada korban luka maupun jiwa dalam insiden tersebut, tetapi pilot akhurnya diperiksa oleh KNKT.

2. Bandar Udara Minangkabau

Bandara terbesar di Provinsi Sumatera Barat ini mulai dibangun pada tahun 2001, di mana sekitar 10% melalui pinjaman lunak dari Jepang lewat Japan Bank International Corporation (JICB). Total pembangunan bandara menelan biaya 9,4 miliar Yen.

Bandara yang berada di Kabupaten Padang Pariaman menjadi sangat unik karena merupakan satu-satunya bandara di mana nama suku atau etnis dijadikan sebagai nama bandara.

Baca Juga: Kisah Mohammad Yamin: Pemuda Sawahlunto Sang Pelopor Sumpah Pemuda

Untuk rute internasional sendiri, bandara ini melayani penerbangan ke Jeddah, Arab Saudi.

3. Bandar Udara Rokot Sipora

Bandara yang dibangun tahun 1980 ini merupakan satu-satunya bandar yang ada di wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

Untuk panjang landasan pacu sendiri, hanya sepanjang 900 x 23 meter. Itu sebabnya hanya pesawat kecil jenis Cessna yang bisa melakukan pendaratan di bandara ini.

Baca Juga: Menelusuri Jejak Sejarah Islam di Sumatera Barat dengan 10 Masjid Tertua yang Membanggakan

Namun, landasan pacu Bandar Udara Rokot Sipora ini sekarang berkurang menjadi hanya 800 meter saja, karena adanya abrasi akibat pengambilan batu karang oleh masyarakat sekitar.

4. Bandar Udara Gadut

Bandara merupakan bandara yang dibangun Jepang sebagai keperluan militer mereka saat itu.

Masyarakat Minangkabau pernah urunan untuk membeli sebuah pesawat Avro Anson yang kemudian diparkirkan di Bandar Udara Gadut.

Baca Juga: Genius Umar Lepas Keberangkatan 21 Mahasiswa Program Saga Saja di Kota Pariaman

Sayangnya, pesawat tersebut kemudian jatuh dalam operasi militer di Selat Malaka, di mana penerbang Halim Perdanakusumah dan Iswahyudi gugur dalam penerbangan tersebut.

5. Bandar Udara Pusako Anak Negeri

Bandara yang berada di Kabupaten Pasaman Barat ini hanya melayani penerbangan dari dan ke Simpang Ampek. Jenis pesawat yang kerap mendarat di sini adalah pesawat berjenis Cassa 212.

6. Bandar Udara Piobang

Bandara satu ini memiliki nilai historis. Wakil presiden Muhammad Hatta pernah mendarat bandara ini dengan pesawat Seulawah pada tahun 1948.

Baca Juga: Kabar Baik, Sebentar lagi Jalan Tol Sigli-Banda Aceh atau Sibanceh Beroperasi Penuh, Kapan Ini Bocorannya

Di tahun yang sama, ia juga terbang ke Jakarta dengan pesawat yang sama melalui Bandar Udara Piobang.

Pada tahun 2019, sempat ada wacana untuk kembali memfungsikan bandara ini sebagai bantuan untuk Minangkabau. Namun, hingga sekarang belum terealisasikan.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat