bdadinfo.com

Waduh! Qatar Menang Banyak jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2022, tapi Bau bau Korupsi dan Pelanggaran HAM - News

Waduh! Qatar Menang Banyak jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2022, tapi Bau bau Korupsi dan Pelanggaran HAM  (Pixabay.com/ameeshhameed)

 
- Piala Dunia 2022 yang diselenggarakan di Qatar sejak 20 November 2022 berhasil membuat decak kagum para pengunjung. 
 
Gedung stadion yang megah dan canggih menjadi suatu kebanggan tersendiri bagi Qatar.
Nah Qatar merupakan negara pertama di Timur Tengah yang berhasil didapuk sebagai tuan rumah dalam Piala Dunia 2022.
 
Tapi gegap gempita Qatar jadi tuan rumah Piala Dunia 2022 itu diwarnai dengan polemik lho, yaitu korupsi dan pelanggaran HAM. Waduh! Yuk simak selengkpnya deh.
 
 
Menjadi tuan rumah Piala Dunia, Qatar punya delapan stadion yang digunakan dalam pertandingan Piala Dunia 2022 di Qatar yakni Al-Bayt, Lusail, Ahmad bin Ali, Al Janoub, Al Thumama, Education City, Khalifa Intenational dan Stadion 974 yang semuanya sudah bertaraf internasional.
 
Stadion tersebut tersebar di lima kota besar di Qatar yaitu di Lusail, Al Khor, Doha, Al Rayyan, dan Al Wakrah.
 
Semua stadion tersebut dilengkapi dengan peralatan canggih guna menyambut kedatangan dan kenyamanan para pemain dan penonton dari seluruh belahan dunia. 
 
 
Sebagaimana pelengkapan pendingin hemat energi yang ada di semua stadion kecuali stadion 974 guna mengurangi hawa panas yang bahkan bisa menyentuh 40°C mengingat sebagian besar wilayah di Qatar berupa gurun pasir.
 
Tak hanya itu, di stadion Al Bayt dilengkapi dengan teknologi yang memungkinkan atap terbuka-tertutup secara otomatis.
 
Tentu kesempatan Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 ini menjadi peluang yang baik dalam hal peningkatan ekonomi, sosial dan budaya mengingat banyaknya turis yang akan berkunjung ke negaranya baik yang akan dirasakan dalam jangka pendek maupun panjang.
 
 
Dilansir dari laman Democracy Lab, sebagai tuan rumah Piala Dunia, Qatar telah memprediksi akan menciptakan pekerjaan baru lebih dari 1,5 juta orang terutama di sektor konstruksi, tempat tinggal, dan hospitality yaitu industri perhotelan, restoran dan hiburan.
 
"Peningkatan turis di tahun 2022 tidak hanya menjamin adanya peningkatan ekonomi bagi Qatar dalam jangka waktu yang pendek, namun juga dalam jangka panjang yakni dari meningkatnya profil internasional mereka sebagai sebuah destinasi turis yang akan menyediakan keuntungan ekonomi dalam jangka waktu yang lama yang kemudian juga dapat meningkatkan investasi dari luar negeri sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi," demikian analisis dari Democracy Lab.
 
Peluang tersebut nampaknya tidak disia-siakan begitu saja oleh Qatar, hal tersebut nampak dari berbagai persiapan yang telah dilakukan Qatar.
 
 
Mulai dari pembangunan stadion hingga penyematan atribut dan nilai nilai Islami sebagai salah satu upaya untuk menunjukkan dan mengenalkan identitas agama, sosial dan budaya mereka yang kental dengan syariah Islam kepada masyarakat dunia.
 
Sebagaimana dengan penempatan mural yang berisi hadis Nabi Muhammad SAW yang diletakkan di berbagai sudut dan upacara pembukaan Piala Dunia 2022 Qatar yang disisipi dengan dakwah Islami.
 
Meskipun demikian penyelenggaran Piala Dunia 2022 di Qatar juga tak luput dari berbagai polemik dan kontroversi yang muncul. Polemik tersebut di antaranya terkait adanya dugaan korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia.
 
 
Soal skandal dugaan korupsi, Saksi kunci dalam sidang penyuapan di AS mengungkapkan, pejabat FIFA mendapatkan uang suap jutaan dollar dari Qatar demi mereka bisa menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Tapi pejabat Qatar membantah tuduhan suap tersebut.
 
Selain itu, diduga dalam pembangunan stadion untuk Piala Dunia di Qatar ini bau pelanggaran HAM.

Jadi menurut laman itu, ada kekhawatiran 1,6 juta pekerja yang membangun kontruksi stadion untuk Piala Dunia itu diperlakukan tidak layak hak-hak mereka.

Qatar merespons mereka janji akan memperlakukan pekerja itu sesuai HAM, tapi organisasi internasional khawatir nih soal klaim tersebut.(*)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat