bdadinfo.com

Tak Ingin Kebobolan Seperti Pandemi, Airlangga Dorong Wake Up Call Bagi Industri Farmasi - News

Airlangga Hartarto perkua wake up call bagi industri farmasi Indonesia (Foto: Ist)

- Kondisi pandemi covid-19 yang turut memukul pilar ketahanan kesehatan masyarakat Indonesia, rupanya menjadi catatan dan pelajaran bagi Menko Perkonomian Airlangga Hartarto untuk mempersiapkan kekuatan melalui industri farmasi di Indonesia.

Salah satu fokus yang saat ini dan kedepan terus dicanangkan yakni soal ketersediaan vaksin covid-19 untuk menjaga kondisi ricuhnya sistem penanganan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat akibat minimnya suplai vaksin covid-19 yang sempat terjadi di Indonesia.

Seiring dengan melandainya pandemi Covid-19, pertumbuhan perekonomian nasional terus membaik dan pada kuartal ke-3 2022 tercatat impresif sebesar 5,72 persen (yoy). Penanganan pandemi Covid-19 juga masih terus dilakukan Pemerintah, termasuk dengan mengupayakan ketersediaan dan keamanan vaksin Covid-19 di dalam negeri untuk mencapai target herd immunity.

Baca Juga: Meski Kang Emil Miliki Elektabilitas Tinggi, Golkar Diyakini Tetap Capreskan Airlangga

Terlebih kekuatan industri farmasi saat ini, telah diperkuat melalui pembentukan pondasi melalui produksi vaksin lokal covid-19. Indonesia sendiri telah memproduksi dua vaksin di dalam negeri yakni vaksin Indovac yang dikembangkan PT Bio Farma dan Baylor College of Medicine serta vaksin Inavac.


“Ini adalah wake-up call bahwa riset dan inovasi itu menjadi sangat penting terutama untuk
industri farmasi dan kesehatan,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga
Hartarto yang hadir secara virtual pada acara National Action Event yang diselenggarakan oleh Asian Medical Students' Association-Universitas Indonesia (AMSA-UI), Jumat (2/12).

Menko Airlangga juga menyinggung sebaran HIV/AIDS yang telah mencapai 519.158 kasus pada Juni 2022 dan paling banyak terjadi pada usia produktif.

Menko Airlangga Hartarto

Hal tersebut menjadi penting bagi mahasiswa kedokteran dan calon dokter untuk mengkampanyekan pencegahan dan peningkatan akses pelayanan kesehatan bagi orang yang terdampak HIV/AIDS, khususnya anak-anak yang menjadi penentu masa depan bangsa.

Upaya seperti skrining dini pada populasi kunci dan skrining tripel eliminasi pada ibu hamil juga perlu digencarkan.

Baca Juga: Ridwan Kamil: Kondisi Daerah Terdekat Gempa Garut Aman Terkendali

“Saya berharap mahasiswa kedokteran, sebagai calon dokter di masa depan harus terus menjaga dan mengkalibrasi kompetensinya terutama untuk menghadapi bonus demografi sekaligus kesejahteraan masyarakat, jangka pendeknya di tahun 2035,” ujar Menko Airlangga.

Di tahun 2035, Indonesia menargetkan peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan mencapai pendapatan per kapita di atas USD 12,000 per tahun.

Dengan membaiknya kesejahteraan masyarakat, kebutuhan akan kesehatan juga akan semakin tinggi.
Para mahasiswa kedokteran juga didorong untuk melakukan lebih banyak riset terkait dengan pengobatan herbal dalam pengembangan kefarmasian, kedokteran, dan kesehatan masyarakat.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat