bdadinfo.com

Richard Lee Tantang BPOM Edukasi dan Klarifikasi pada Masyarakat Risiko Kontaminasi BPA Galon Isi Ulang - News

Richard Lee, MARS menantang Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mengklarifikasi dan memberikan edukasi kepada publik terkait risiko kontaminasi BPA pada galon isi ulang.

- Dokter Richard Lee, MARS menantang Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mengklarifikasi dan memberikan edukasi kepada publik terkait risiko kontaminasi BPA pada galon isi ulang bermerek dan urgensi pelabelan BPA untuk perlindungan kesehatan publik.

Menurut Richard, risiko kontaminasi BPA pada air minum galon bermerek adalah isu publik yang sudah ramai diberitakan banyak media besar nasional.

"Saya berharap BPOM segera melakukan konferensi pers, klarifikasi, dan edukasi kepada publik karena isu ini sangat berkaitan dengan konsumsi orang banyak. Saya tidak ada kepentingan dengan pihak manapun, tidak membela pihak manapun, tidak punya juga perusahaan air minum. Perhatian utama saya adalah kesehatan, saya ingin minum sesuatu yang baik untuk kesehatan saya," kata Richard dalam podcastnya.

Baca Juga: Harga Capai Ratusan Miliar, Jam Tangan Richard Mille Terbuat dari Emas hingga Kristal Safir

Jagat industri air minum kemasan geger setelah influencer ternama yang aktif menyuarakan isu-isu kesehatan publik, dr. Richard Lee, MARS.

Dia nekat membongkar rencana besar pemerintah menerapkan kewajiban pemasangan label peringatan risiko kontaminasi senyawa kimia Bisfenol A atau BPA pada galon isi ulang bermerek.

Dalam podcastnya belum lama ini, Richard menyebut rencana besar pemerintah itu untuk melindungi kesehatan masyarakat luas yang terlanjur terus-terusan mengkonsumsi galon isi ulang karena dianggap aman padahal berisiko terkontaminasi BPA.

"Orang bebas memilih galon isi ulang bermerek, tapi yang saya rekomendasikan dan paling aman bagi kesehatan adalah galon air minum bermerek yang kemasannya menggunakan plastik jenis PET," ujarnya lagi.

PET adalah singkatan Polietilena Tereftalat, jenis plastik kualitas tertinggi yang bebas dari BPA. Jenis plastik ini digunakan juga sebagai kemasan botol air mineral oleh semua pabrikan air kemasan dalam negeri.

Baca Juga: Penantian Panjang Masyarakat Sumbar Segera Terwujud! Proyek Tol Bangkinang Pangkalan Semakin Melesat Jauh

Sekadar tahu saja, galon isi ulang bermerek yang merajai pasar nasional umumnya memang masih menggunakan kemasan polikarbonat, jenis plastik keras yang pembuatannya menggunakan BPA sebagai bahan bakunya. Kemasan galon isi ulang bermerek jenis ini mudah dikenali dari tampilannya yang kerap terlihat buram.

Dalam podcast yang sama, Richard menantang balik pihak-pihak yang meragukan podcastnya terkait risiko kontaminasi BPA pada galon isi ulang bermerek. Malah, dia sengaja membocorkan peta sebaran kontaminasi BPA pada galon isi ulang bermerek di wilayah Indonesia.

Dalam peta yang dia perlihatkan, tampak indikator kontaminasi BPA yang angkanya melebihi ambang batas aman terjadi di setidaknya 13 kota. Tak main-main, kota-kota tersebut termasuk Jakarta, Bandung, Kediri, Surabaya, Jember, Padang, Palembang, Medan, Banda Aceh, Aceh Tengah, Payakumbuh, Kendari dan Manado.

Parahnya, di 13 kota tersebut, masyarakat diketahui mengkonsumsi galon isi ulang bermerek dalam jumlah masif dan terus-menerus, utamanya oleh kalangan menengah ke atas yang terlanjur percaya galon bermerek lebih aman dan berkualitas.

Richard bilang peta tersebut sumbernya dari materi presentasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait risiko BPA dan urgensi pelabelan BPA untuk perlindungan kesehatan publik.

Tak cukup, dia juga menampilkan slide presentasi BPOM terkait perkembangan regulasi persyaratan BPA di berbagai negara.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat