- Pada tanggal 9 Januari 2024, fenomena penumpukan dan penebalan asap polusi udara dari Laut Utara Jakarta mulai terlihat dengan jelas.
Berdasarkan data penelitian yang diperoleh, situasi ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam tingkat polusi udara di wilayah tersebut.
Menurut sumber penelitian dari Badan Lingkungan Hidup Jakarta, konsentrasi partikel-partikel polutan di udara mencapai tingkat tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.
Data ini menunjukkan bahwa kadar PM2.5, yang merupakan partikel berukuran kecil yang dapat merugikan kesehatan manusia, melampaui batas aman yang ditetapkan oleh standar kualitas udara.
Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa penumpukan asap polusi berasal dari aktivitas industri, kendaraan bermotor, dan limbah domestik yang dibuang ke Laut Utara Jakarta.
Para ahli lingkungan menyatakan bahwa kondisi ini dapat memicu dampak serius terhadap kesehatan masyarakat setempat dan ekosistem laut di sekitarnya.
Baca Juga: Pemkab Agam Raih Peringkat III Kepatuhan Pelayanan Publik Tingkat Provinsi Sumatera Barat
Dalam wawancara eksklusif, Dr. Siti Nurhayati, seorang ahli lingkungan dari Universitas Indonesia, menyampaikan keprihatinannya terkait peningkatan polusi udara di wilayah tersebut.
Menurutnya, penumpukan asap polusi dapat menyebabkan masalah pernapasan, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia.
Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Prof. Budi Santoso, seorang ahli meteorologi dari Institut Teknologi Bandung.
Ia menjelaskan bahwa kondisi geografis dan meteorologis, seperti arah angin yang cenderung membawa polutan ke daratan, memperburuk situasi polusi udara di Jakarta dan sekitarnya.
Pemerintah setempat telah merespons dengan menggencarkan upaya pengendalian emisi dan penanganan limbah industri.