bdadinfo.com

Mempelajari Keuntungan Strategis Program Hilirisasi untuk Meningkatkan Potensi Produksi Kelapa Sawit - News

Mengoptimalkan Potensi Hilirisasi : Mempelajari Keuntungan Strategis Program Hilirisasi Kelapa Sawit/ Widya ai

- Sejak tahun 2007, hilirisasi industri kelapa sawit telah menjadi bagian integral dari perkembangan industri, mencapai berbagai produk turunan sebanyak 54 jenis.

Hingga awal 2024, ragam produk hilir tersebut meningkat menjadi 179 jenis.

Hilirisasi, yang kini menjadi fokus Kementerian Perindustrian (Kemenperin), diartikan sebagai upaya strategis untuk meningkatkan nilai tambah komoditas kelapa sawit dengan mengolahnya menjadi produk turunan yang memiliki nilai jual lebih tinggi.

Baca Juga: Bak Nostalgia Smartphone Flagship 10 Tahun Lalu, Begini Spesifikasi Samsung Galaxy S5 dan Cek Harga Terbaru di Sini

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, menyatakan bahwa program hilirisasi industri kelapa sawit memberikan sejumlah keuntungan, seperti optimalisasi penyerapan hasil produksi petani rakyat, penyediaan bahan pangan, non pangan, dan bahan bakar terbarukan.

Selain itu, program ini mampu membangkitkan ekonomi produktif berbasis industri pengolahan.

Program hilirisasi ini juga berkontribusi pada peningkatan devisa negara melalui ekspor produk hilir, memberikan kontribusi pada keuangan negara melalui penerimaan pajak dan bukan pajak, serta memenuhi kebutuhan dunia terhadap pangan dan energi.

Dalam menjalankan program ini, Kemenperin menerapkan bauran kebijakan sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 14 tahun 2015 tentang Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional 2015--2035 dan beberapa peraturan terkait kebijakan industri nasional.

Baca Juga: Indonesia Gandeng Finlandia demi Wujudkan Smart Forest City di IKN, Begini Kesepakatannya

Peta jalan pengembangan industri hilir kelapa sawit diatur melalui Peraturan Menteri Perindustrian nomor 13 tahun 2010, yang menjadi prakarsa penentuan prioritas pengembangan industri hilir kelapa sawit.

Dua kebijakan utama yang diterapkan untuk mempercepat pertumbuhan industri hilir kelapa sawit adalah kebijakan fiskal tarif bea keluar progresif sesuai rantai nilai industri, serta insentif perpajakan bagi investasi baru atau perluasan sektor industri oleofood, oleochemical, dan biofuel.

Hilirisasi industri kelapa sawit telah berlangsung sejak tahun 2007.

Pada saat itu, volume ekspor minyak sawit mentah (CPO) mencapai sekitar 60 persen dari total ekspor kelapa sawit nasional.

Baca Juga: Analisis Ide Pokok Teks Cerita dengan Jawab Pertanyaan, Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 1 Bab 7 Halaman 172

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat