bdadinfo.com

Hari Ini 21 Februari 1949: Tan Malaka Dihukum Mati, Berikut Kisah Hidup Pahlawan Nasional Asal Sumatera Barat yang Kontroversial - News

Tan Malaka, Pahlawan Nasional Asal Sumatera Barat (Perpusnas.go.id)

- Pada hari ini, tepatnya 21 Februari 1949 menjadi hari terakhir bagi salah satu tokoh nasional Tan Malaka.

Pada tanggal tersebut, Tan Malaka dan pengikutnya dieksekusi mati oleh pasukan Batalyon Sikatan, Divisi Sriwijaya di Selopanggung, Kediri, Jawa Timur.

Hal ini terkait kritikan dan propaganda Tan Malaka yang anti politik kepada pemerintahan Soekarno - Hatta yang dianggap sebagai ancaman.

Baca Juga: Bobrok! Suamtera Barat dan Riau Banyak Maling yang Doyan Makan Uang Rakyat! Bikin Proyek Jalan Tol Dua Provinsi Mangkrak Bertahun-tahun

Kematiannya pada 21 Februari tersebut saat itu tidak dibuat laporan maupun pemeriksaan lebih lanjut. Dia dimakamkan di tengah hutan dekat Markas Soekotjo.

Walaupun begitu, 14 tahun setelah kematiannya, Tan Malaka diangkat menjadi Pahlawan Nasional melalui keputusan no. 53 dan ditandangani oleh Presiden Soekarno pada 28 Maret 1963.

Gelar tersebut diberikan karena Tan Malaka dianggap memberikan sumbangsi besar bagi bangsa Indonesia, meskipun terkenal sebagai sosok kontroversial.

Baca Juga: Informasi Penting Terkait Proklamator, Kunci Jawaban Tema 7 Kelas 5 Subtema 2 Pembelajaran 3 Halaman 99

Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, nama Tan Malaka menjadi sosok yang tak terlupakan.

Dikenal sebagai pemikir dan pejuang kemerdekaan, Tan Malaka memiliki peran sentral dalam membentuk arah perjuangan nasionalis Indonesia.

Tan Malaka

Tan Malaka lahir dengan nama Sutan Ibrahim pada 2 Juni 1897 di Nagari Pandan Gadang, Suliki, Sumatera Barat.

Baca Juga: Mengenal Hak Angket DPR, Kewenangan Anggota Parlemen yang Didorong Ganjar Pranowo Terkait Dugaan Kecurangan Pemilu 2024

Tan Malaka lahir dari pasangan Rasad Caniago dan ibunya yang bernama Sinah Simabur yang merupakan bangsawan dan bekerja sebagai pegawai pertanian Hindia Belanda.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat