bdadinfo.com

Diresmikan 8 Oktober! Bangsawan Melayu dan Raja-raja Simalungun Proklamasikan Negara Sumatera Timur dan Benderanya Sudah Berkibar di Pulau Sumatera - News

Sumatera Timur, adalah Daerah Istimewa (DI) yang terbentuk pada 8 Oktober 1947 lalu kemudian pada 25 Desember 1947 Daerah Istimewa Sumatera Timur diiktiraf pula menjadi Negara Sumatera Timur oleh Belanda dan Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan Dr. Tengku Mansyur (seorang kerabat dari Kesultanan

- Negara Sumatera Timur (NST) adalah salah satu negara bagian Republik Indonesia Serikat Republik Indonesia dan Kerajaan Belanda yang bertahan cukup lama di lingkungan diluar Hindia Belanda selain Negara Indonesia Timur, yakni 25 Desember 1947 hingga 1950.

Baca Juga: Selamat Tinggal Sumatera Utara! 6 Kabupaten dan Kota Bersekutu Proklamasikan Provinsi Baru Sumatera Timur Beribukota di Kota Terpadat di Asia Tenggara

Negara Sumatera Timur tercipta karena banyak faktor kompleks yang membentuk persekutuan anti-republik.

Persekutuan tersebut terdiri atas kaum bangsawan Melayu, sebagian besar raja-raja Simalungun, beberapa kepala suku Karo dan kebanyakan tokoh masyarakat Tionghoa.

Baca Juga: Diam-diam Kota Terkecil di Indonesia Terletak di Sebelah Selatan Danau Toba Terkenal Sampai di Hollywood Karena Tempat Syuting Film King Kong

Bumiputera Melayu dengan kekuasaan Islam-nya beserta Simalungun dan Karo merasa terancam dengan berdirinya negara baru, yang akan mendudukkan mereka sebagai bawahan dari Republik Indonesia Yogya.

Baca Juga: Kota Sibolga Naik Tahta Dipilih Sebagai Ibukota Baru Bersama Lima Kabupaten Terlibat Kibarkan Bendera Provinsi Baru

Dalam banyak buku sejarah disebutkan Republik Indonesia Serikat merupakan gabungan dari berbagai negara-negara independen di Nusantara saat itu.

Meski demikian, negara-negara itu disebut sebagai negara boneka yang dibentuk oleh Belanda.

Baca Juga: Tingkatkan Kualitas Hidup dengan Menjaga Kesehatan Jantung melalui Olahraga Kardio, Ini Tips dan Penjelasannya!

Bergabungnya tiga komunitas bumiputera itu diikat oleh kesamaan nasib, yakni sama-sama korban penyerangan dan pembantaian yang dilakukan oleh faksi komunis dan republik pada 1946.

Dalam keadaan diserang dan dibantai, kedatangan Belanda dan Inggris di Sumatra pun disambut dengan tangan terbuka.

Dan ini menjadikan apa yang disebut aksi agresi militer Belanda sejatinya merupakan aksi penyelamatan penduduk yang selama itu disekap oleh republik Yogya.

Dengan kekuatan tambahan ini maka persekutuan anti-republik menguat dan berdirilah NST sebagai negara baru yang di dalamnya terhimpun sisa-sisa daulah atau kesultanan Islam yang masih selamat.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat