- Pada tanggal 13 Februari, sebuah kejadian bersejarah terjadi di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) yang layak untuk diperbincangkan.
Bandara yang terletak di Kendari, Sulawesi Tenggara, telah resmi mengganti namanya menjadi Bandara Internasional Haluoleo.
Perubahan ini menandai langkah baru dalam sejarah penerbangan di wilayah tersebut.
Sebelumnya, bandara ini dikenal dengan nama Bandara Internasional Wolter Monginsidi, diambil dari salah satu pahlawan nasional Indonesia.
Namun, pada tahun 2010, nama bandara ini diubah menjadi Bandara Internasional Haluoleo sebagai penghormatan terhadap seorang raja legendaris dari Kerajaan Konawe.
Bandara Internasional Haluoleo memiliki luas bangunan mencapai 112.500 meter persegi.
Dengan landasan pacu sepanjang 2.250 meter dan lebar 30 meter, serta taxiway sepanjang 379 meter dan lebar 23 meter, bandara ini mampu melayani berbagai jenis pesawat dengan baik.
Terminal penumpang yang luasnya sekitar 1.000 meter persegi juga telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas modern untuk kenyamanan dan keamanan penumpang.
Baca Juga: Puncak Festival Durian, Pemerintah dan Masyarakat Kumpul dan Makan Durian Bersama
Pergantian nama ini bukan hanya sekedar perubahan kosmetik, tetapi juga mencerminkan keinginan masyarakat untuk mengabadikan sosok Haluoleo, seorang pemimpin yang bijaksana dan ksatria yang gigih dalam membela tanah airnya.
Dengan mengganti nama bandara ini, Sulawesi Tenggara memperkuat identitas dan sejarahnya, serta memberikan penghormatan yang layak kepada tokoh-tokoh yang berjasa bagi daerah tersebut.
Tidak hanya menjadi pintu gerbang udara bagi masyarakat Sulawesi Tenggara, Bandara Internasional Haluoleo juga menjadi simbol kemajuan dan kebanggaan bagi wilayah tersebut.