- Kementerian Kesehatan baru-baru ini membuat keputusan yang mengguncangkan Bali.
Ya, Bali sekarang secara resmi ditetapkan sebagai zona merah infeksi virus rabies.
Kabar ini tidak boleh dianggap sepele, karena berdasarkan data terbaru, sudah tercatat hingga 19.000 kasus gigitan anjing di pulau yang indah ini.
Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Anjing Rabies akan Mati jika sudah Menggigit Manusia?
Angka ini sangat mengkhawatirkan dan memerlukan perhatian serius dari masyarakat dan pihak berwenang.
Dalam angka yang mengkhawatirkan itu, terdapat empat orang yang telah kehilangan nyawa akibat telatnya penanganan mereka untuk mendapatkan vaksin anti rabies.
Ini adalah tragedi yang tak terbayangkan, dan kita harus belajar dari hal ini.
Baca Juga: Januari-Mei 2023, Dinkes Sumbar Catat 2.291 Kasus GHPR, 2 Positif Rabies
Kehidupan manusia tak boleh diremehkan, dan perlindungan terhadap ancaman penyakit seperti rabies adalah tanggung jawab kita bersama.
Melihat data yang ada, terjadi rata-rata 126 kasus gigitan anjing setiap harinya.
Angka ini bukanlah hal yang bisa diabaikan begitu saja. Kita harus menyadari betapa pentingnya pencegahan dan penanganan yang cepat dan efektif.
Semua ini didasarkan pada catatan Dinas Kesehatan Provinsi Bali dari bulan Januari hingga Juni 2023.
Kami juga mendapatkan informasi bahwa saat ini ada sekitar 620.000 ekor anjing peliharaan dan anjing liar yang berkeliaran di Bali.
Ini adalah jumlah yang cukup besar, dan patut dipertanyakan apakah kita telah melakukan upaya yang memadai untuk mengontrol populasi dan menyediakan perlindungan yang memadai bagi hewan-hewan ini.