bdadinfo.com

Mengungkap Sejarah Panjang Perkebunan Tembakau di Sumatera Timur, Berawal dari Tanah Subur Deli - News

Ilustrasi buruh di Sumatera Timur (narasisejarah.id)

- Berdasarkan catatan historis belum pernah terungkap sebelumnya, perjalanan panjang sejarah perkebunan tembakau di wilayah Sumatera Timur.

Telah membentuk lanskap ekonomi dan sosial yang penuh liku. Secara geografis, Sumatera Timur terletak di antara Garis Khatulistiwa dan Garis Lintang Utara 40, berbatasan dengan Aceh di Barat Laut dan Tanjung Cina di Selat Sunda bagian Selatan.

Iklim pantai tropis di Sumatera Timur memiliki pengaruh signifikan pada pertumbuhan perkebunan.

Baca Juga: Perjalanan Jong Sumatranen Bond, Memupuk Persatuan Pemuda Indonesia

Tanah subur, terutama di daerah Deli, merupakan hasil dari endapan lumpur dikeluarkan dari letusan gunung berapi di Bukit Barisan.

Berbeda dengan musim kering yang panjang di beberapa daerah, Deli tidak pernah mengalami musim kering terlalu lama, sehingga memungkinkan pertumbuhan subur tanaman.

Perjalanan ini dimulai saat Syaid Abdullah Ibn Umar Bilsagih, seorang Arab, membuka perkebunan pertama di Deli, dengan niat mengajak saudagar Belanda berinvestasi.

Baca Juga: Enam Hari Demo Tanpa Henti, Vasko: Air Bangis Sedang Tidak Baik-baik Saja

Kemudian, firma Van Den Arend di Surabaya tertarik dengan potensi ini, mengutus Jacobus Nienhuys untuk menjajaki lebih lanjut.

Nienhuys, dengan keyakinan besar pada potensi Sumatera Timur, mendirikan Deli Maatschappij pada 1869, setelah mendapatkan konsesi tanah dari Sultan Deli.

Penggunaan tenaga kerja dari China dan Jawa menjadi solusi menjaga pertumbuhan perkebunan.

Baca Juga: Percaya atau Tidak, Cerita Legenda Ngarai Sianok Juga Jadi Daya Tarik Kunjungan Wisatawan

Para pekerja dikontrak selama beberapa tahun dan dikenal dengan istilah 'kuli kontrak'.

Namun, perlindungan terhadap hak mereka belum terjamin dengan baik.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat