bdadinfo.com

Air Bangis, Jadi Penopang Ekonomi Masa Kolonial Hingga Mendapat Julukan Mekkah Kecil - News

Salah satu kawasan di Air Bangis Pasaman Barat, Sumatera Barat (IST)



- Pesona keindahan alam Nagari Air Bangis terancam rusak lantaran Proyek Strategis Nasional (PSN) yang sedang direncanakan pemerintah.

Dikabarkan, PSN kawasan industri petrokimia dan kawasan kilang minyak akan "bermukim" di Nagari Air Bangis.

Warga Air Bangis pun takut lingkungannya akan rusak dan mata pencahariannya akan hilang. Padahal, Nagari Air Bangis ini sangat terkenal dengan keelokan baharinya.

Baca Juga: Sejarah Berdirinya Kota Padang yang Diperingati Tiap Tanggal 7 Agustus

Bahkan, Air Bangis merupakan kota pelabuhan dan penopang ekonomi saat masa kolonial lo! Bagaimana sejarahnya?

Seperti yang dilansir dari airbangis.com, terdapat pelabuhan yang dikenal dengan nama Pelabuhan Air Bangis.

Pelabuhan ini terletak pada posisi yang strategis karena menghadap ke Samudera Hindia dan mudah dicapai dari arah utara dan selatan.

Baca Juga: Masjid Raya Sumatera Barat, Ikon Kebanggaan Masyarakat Minangkabau

Gelombangnya pun relatif tenang karena dilindungi beberapa pulau besar dan kecil.

Sejak terbentuk, Air Bangis berkembang menjadi pusat perdagangan dan sudah dikunjungi pelaut dari Arab, Cina, dan Gujarat.

Kemudian, pada zaman kolonial, Pelabuhan Air Bangis ditata kembali. Pusat perdagangan dan pelayaran pun semakin ramai di Pelabuhan Air Bangis.

Selanjutnya, kota Air Bangis dibangun dan bangunan fisik yang pertama dibangun dalam perencanaan kota Air Bangis adalah kantor residen, fasilitas pelabuhan, sarana pemerintah, perumahan, hingga pertokoan.

Baca Juga: Mengenal PSN, Kawasan Industri Petrokimia dan Kilang Minyak yang Jadi Akar Masalah Demo Warga Air Bangis
 
Pada tahun 1665, VOC mulai menguasai Pelabuhan Air Bangis di bawah pimpinan Jacob Groenewegen. Pada masa inilah VOC mencoba mengusir Aceh dari kawasan tersebut, tapi usahanya masih gagal.

Hingga akhirnya, VOC baru bisa mendirikan loji dan pemerintahan di Pelabuhan Air Bangis pada tahun 1687.

Sama seperti kedatangan VOC di Tanah Air lainnya, kedatangan VOC di Pelabuhan Air Bangis mengincar lada dan emas serta ingin memonopoli perdagangan.

Baca Juga: Cuma Ada Excavator Bekas di Garasi, Segini Harta Bupati Pasbar Hamsuardi yang Warganya Demo Gubernur Sumbar

Ya, Air Bangis sendiri salah satu nagari penghasil ikan terbesar di daerah Pasaman Barat dan di sinilah berlokasi salah satu Tempat Pelelangan Ikan (TPI) terbesar dan tersibuk di Sumatera Barat.

Air Bangis juga menjadi satu satunya nagari yang memiliki pantai terpanjang dibandingkan daerah lain di Pasaman Barat.

Air Bangis pun menjadi daerah penghasil ikan utama di kawasan pesisir barat Sumatera Tengah pada tahun 1952 silam. Tak heran jika masyarakatnya banyak yang menjadi nelayan dan pelaut.

Baca Juga: Misteri Asal-Usul Orang Karo, Apa Benar Keturunan India yang Tersamar di Tanah Sumatera Utara?

Nagari Air Bangis juga termasuk yang paling makmur di Sumatera Barat saat periode 1970. Karena, pada periode tersebut, banyak warga Air Bangis yang berangkat ke Mekkah untuk naik haji dan menuntut ilmu.

Setelahnya, sepulang dari Mekkah, mereka mengajarkan ilmu agamanya ke warga Air Bangis lainnya sehingga pada saat itu Air Bangis mendapat julukan Mekkah Kaciak atau Mekkah Kecil.

Diketahui, kini warga Air Bangis menggelar unjuk rasa. Hampir sepekan, warga Air Bangis bertahan di pusat kota, yakni Padang untuk bertemu dengan Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi untuk membicarakan permasalahan PSN di Air Bangis.

Baca Juga: Ketum Partai NasDem Lantik Pengurus DPW Sumbar, Cindy Monica Jabat Bendahara

Sayangnya, Mahyeldi belum menemui warga Air Bangis hingga akhirnya kericuhan pecah dan beberapa orang ditangkap pihak kepolisian. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat