- Indonesia dan Malaysia tidak dipungkiri memiliki sejumlah kemiripan terkait budaya dan adat istiadat dikarenakan beberapa hal yang mempengaruhinya.
Salah satu hal yang sering menjadi buah bibir adalah kemiripan daerah pada satu wilayah di Malaysia dengan Sumatera Barat. Baik dari segi suasana, bahasa hingga rumah adat keduanya tampak seperti pinang yang dibelah dua.
Satu daerah di Malaysia tersebut adalah Negeri Sembilan. Sudah sejak lama Sumatera Barat sering dikait-kaitkan dengan Negeri Sembilan karena kemiripan yang dimiliki kedua daerah. Akan tetapi, hal tersebut diketahui memiliki alasan dan tidak terjadi dengan begitu saja.
Wilayah Negeri Sembilan sendiri terletak di Semenanjung Malaya dan berbatasan dengan Selangor di utara, Pahang di timur, Johor di tenggara, Melaka di selatan dan Selat Malaka di Barat.
Dilansir dari kanal YouTube Anak Madeh Channel, terbentuknya Negeri Sembilan di Malaysia bermula dari perantauan asal Sumatera Barat yang bermukim di wilayah Negeri Sembilan saat ini sejak masa kejayaan Kesultanan Melaka.
Masyarakat yang bermukim di sembilan negeri, antara lain: Johol, Jelabu, Klang, Sungai Ujong, Naning, Rembau, Jelei, Segamat dan Pasir Besar membentuk satu persatuan dengan nama Negeri Sembilan.
Sebagai pemersatu masyarakat di wilayah Negeri Sembilan, maka diangkatlah seorang raja yang mengatur segala sesuatunya. Masyarakat kemudian meminta kepada Yang di-Pertuan Pagaruyuang untuk mengirimkan seorang raja di wilayah mereka.
Seorang bangsawan pun kemudian dikirimkan dan menjadi raja di wilayah Negeri Sembilan. Setelah Malaysia menyatakan kemerdekaannya, Negeri Sembilan pun menjadi bagian wilayah dari Negeri Jiran tersebut.
Yang di-Pertuan Besar Negeri Sembilan Tuanku Abdul Rahman pun menjadi orang pertama Yang di-Pertuan Agong di Malaysia.
Baca Juga: Arist Merdeka Sirait Meninggal Dunia, Akan Dimakamkan di Tempat Ini
Meski demikian, terdapat beberapa versi terkait cerita terbentuknya Negeri Sembilan di Malaysia. Akan tetapi, antara satu kisah dan cerita lainnya tidak jauh berbeda dan memiliki inti yang sama.
Kesamaan kultur inilah yang sering kali menjadi bahan perdebatan terkait klaim kebudayaan antara dua negara ihwal pemilik asli warisan budaya yang disengketakan.