bdadinfo.com

Rusia Mendesak Bebaskan Presiden Guinea Pasca Kudeta Militer - News

Sumber: France24.com

- Rusia mendesak pembebasan segera presiden Guinea, Alpha Conde, dan menyerukan kepada kedua belah pihak untuk menyelesaikan perbedaan melalui dialog, pada Senin, 6 September 2021. Kedua belah pihak tersebut adalah pasukan elit tentara Guinea, selaku pengkudeta. Serta Conde, selaku Presiden Guinea yang dikudeta. Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, dalam sebuah pernyataan bahwa Moskow menentang setiap upaya perubahan kekuasaan yang tidak mengacu kepada konstitusi negara.

Rusia menuntut Conde segera dibebaskan oleh pasukan elit Guinea yang dipimpin oleh Doumbouya. Rusia juga mengimbau kepada kubu-kubu politik yang ada di Guinea agar menahan diri, dengan tidak bertindak terburu-buru. Karena khawatir dapat memicu kekerasan dalam skala yang lebih luas di Guinea. Harapannya, konflik tersebut dapat diselesaikan dengan cara negosiasi dan tanpa kekerasan.

"Kami menuntut pembebasan Alpha Conde dan kekebalannya dijamin. Kami menganggap perlu untuk mengembalikan situasi di Guinea ke jalur konstitusional sesegera mungkin. Kami mendesak semua kekuatan politik Guinea untuk menahan diri dari tindakan yang dapat memicu kekerasan lebih lanjut, dan untuk bekerja menuju penyelesaian damai dari situasi saat ini melalui negosiasi," kata pernyataan Rusia, dikutip melalui Republika.co.id.

Pernyataan tersebut juga mengungkapkan batalnya kunjungan Menteri Luar Negeri Guinea, Ibrahima Khalil Kaba, ke Moskow, yang sebelumnya dijadwalkan pada 7 September. Karena kondisi politik negara Guinea sedang tidak stabil akibat kudeta militer.

Penyebab Kudeta Militer di Guinea

Dilansir melalui , terdapat 2 penyebab utama terjadinya kudeta militer di Guinea.

Pertama, karena korupsi yang dilakukan oleh pemerintah Guinea yang menyebabkan kemiskinan. Salah seorang warga di ibu kota Konakry yang bernama Alassane Diallo menggambarkan, betapa korupsi telah menjalar hebat di Guinea. Terutama selama masa kepemimpinan Presiden Alpha Conde. "Saat Presiden berkata dimana-mana bahwa dia ingin memberantas korupsi, kasus pengglelapan dana publik justru meningkat," ucapnya, dikutip melalui .

Kedua, karena Conde yang telah mengubah konstitusi negara. Sehingga, Conde dapat menjadi Presiden Guinea selama 3 periode. Conde kembali terpilih sebagai Presiden Guinea untuk yang ketiga kalina, pada bulan Oktober 2020.Hal tersebut memicu protes keras dari masyarakat Guinea. Sebab, Conde dinilai oleh masyarakat Guinea tidak berkompeten untuk mengentaskan kemiskinan. Alih-alih mengentaskan kemiskinan, Conde justru memperparah kemiskinan, dengan tindakan korupsi di dalam pemerintahannya.

Beberapa Fakta Mengenai Alpha Conde

Dilansir melalui , berikut beberapa fakta mengenai Alpha Conde, Presiden Guinea yang sedang dikudeta pasukan elit Guinea.

  1. Alpha Conde menjadi presiden Guinea pada tahun 2010. Banyak yang menilai pemilihan dirinya menjadi awal yang baru bagi Guinea. Khususnya untuk mengentaskan kemiskinian, dan membangkitkan perekenomian Guinea.
  2. Harapan masyarakat Guinea terhadap Conde, tidak berbanding lurus dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Alpha Conde kemudian dinilai gagal mengatasi kemiskinan dan hanyut dalam otoritarianisme, di masa kepemimpinannya.
  3. Alpha Conde hampir terbunuh pada tahun 2011, saat orang-orang bersenjata datang untuk mengepung kediamannya. Kediaman Conde sempat diserang oleh roket, yang menyebabkan satu pengawalnya tewas di hari penyerangan.
  4. Alpha Conde kembali terpilih kembali menjadi Presiden Guinea Pada tahun 2015. Meskipun demikian, pemilihannya tersebut dianggap sebagai pembodohan dan penipuan.
  5. Menjelang akhir masa jabatan keduanya, Conde mengumumkan masa jabatan presiden menjadi 3 periode pada tahun lalu. Conde mengubah konstitusi negara Guinea, agar bisa menjabat selama 3 periode secara sah konstitusional. Sontak, hal tersebut memicu demonstrasi dari masyarakat Guinea.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat