- Sepanjang tahun 2023 ini, kasus perudungan antara teman di sekolah menjadi sorotan lagi.
Diketahui bahwa sepanjang tahun 2023 ini terdapat banyak kasus perudungan di sekolah. Berbagai jenis perundungan seperti fisik, verbal, relasional, psikis hingga secara daring.
Perudungan menimbulkan dampak yang sangat buruk, tidak hanya bagi korban tetapi juga bagi pelakunya.
Baca Juga: Terungkap! Ini 5 Rahasia Sukses Menentukan Harga Produk di Toko Sembako, Dijamin Untung
Dampaknya dapat mengancam setiap pihak yang terlibat, baik bagi korban, pelaku, dan yang menyaksikan, bahkan kepada sekolah tempat terjadinya perudungan.
Dilansir dari laman sehatq.com, Senin, 2 Oktober 2023, perudungan adalah tindakan penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan yang bertujuan untuk merugikan orang lain secara fisik, sosial, maupun psikologis. Tindakan ini bisa terjadi di mana saja, termasuk di sekolah.
Tindakkan perudungan bukanlah kasus baru lagi, namun setiap tahunnya kasus perudungan semakin menjadi.
Namun, kenapa bisa terjadi perudungan di sekolah? Berikut beberapa alasan diantaranya:
Baca Juga: Toko Sembako hingga Swalayan, Inilah Suhu Pusat Perbelanjaan dari Awal Masa Kerajaan di Indonesia
- Penampilan fisik seseorang
Penampilan fisik seseorang bisa menjadi alasan seseorang untuk di rudung, ketika ada seseorang yang penampilan fisiknya berbeda dengan orang lain perudungan pun terjadi.
Penampilan fisik ini meliputi kelebihan atau kekurangan berat badan seseorang. Jika ada seseorang yang mempunyai badan kurus akan dirudung dengan sebutan tiang bendera atau sapu lidi yang mana ini adalah jenis perudungan verbal.
- Perbedaan ras
Perbedaan ras juga sering sekali menyebabkan faktor perudungan, umumnya ini terjadi ketika seseorang anak dengan ras yang berbeda memasuki satu lingkungan dan dianggap minoritas.
Baca Juga: Wajib Tau! Inilah Perbedaan Pinjaman Online dan Paylater
Seperti seorang anak turunan papua yang berkulit hitam dan dia tinggal di lingkungan yang menjadikannya minoritas. Maka bisa jadi dia dicap atau dirudung dengan panggilan “si hitam”.