- Muncul sebuah film dokumenter yang berjudul Dirty Vote membuat geger masyarakat.
Salah satu sosok yang menjadi sorotan yaitu Feri Amsari dan bersama pakar hukum tata negara lainnya seperti Bivitri Susanti dan Zainal Arifin Mochtar tampil dalam film tersebut.
Dimana tiga orang ini menjelaskan beberapa pihak yang ada di balik tiga pasangan capres-cawapres termasuk memanfaatkan jabatan untuk memobilisasi alat-alat milik negara seperti kepala desa dan Pj kepala daerah.
Baca Juga: Tetap Masa Siaga Pemilu, PLN Bentuk 1.853 Posko dan Kerahkan 81.591 Personil di Tanah Air
Berikut profil Feri Amsari yang terlibat sebagai pakar hukum tata negara dalam film Dirty Vote.
Feri Amsari SH LLM lahir di Padang, Sumatera Barat (Sumbar) pada 2 Oktober 1980.
Bukan hanya dikenal sebagai seorang akademis namun juga sebagai aktivis hukum.
Ia juga seorang dosen sekaligus PNS di Fakultas Hukum Universitas Andalas (Unand) Padang.
Melansir dari laman jurnal KPK, ia juga pernah menjabat sebagai Direktur Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO) Fakultas Hukum Unand sejak 2017 hingga 2023.
Feri Amsari telah menyelesaikan jenjang S1 dan S2-nya di Universitas Andalas pada 2004 dan 2008.
Bukan hanya itu ia juga merupakan lulusan William & Mary Law School, Amerika Serikat yang aktif menulis tentang hukum, politik, dan kenegaraan di berbagai media cetak, baik lokal maupun nasional.
Baca Juga: Tuntutan Menang 1 Putaran Pemilu Wajib Bagi Ketiga Capres-Cawapres, Siapakah yang Akan Unggul ?
Menginjak pendidikan SD, ia bersekolah di Inpres Pegambiran, Padang hingga kelas 3, kemudian ia melanjutkan di SD Negeri 290 Muara Bungo, Jambi hingga lulus pada 1993.