- Pembangunan Memorial Park di Ibu Kota Nusantara (IKN) menandai penghargaan kepada para pahlawan dan pendiri bangsa Indonesia.
Inisiatif ini, sebagaimana disampaikan oleh Presiden Joko Widodo pada upacara groundbreaking di Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, pada 17 Januari 2024, menjadi proyek monumental yang tidak hanya mengabadikan sejarah tetapi juga mengintegrasikan keindahan arsitektur dan desain.
Presiden Jokowi menyampaikan, "Memorial Park yang nantinya ini akan menjadi penghormatan kita kepada para beliau-beliau para pahlawan, pada pendiri bangsa yang telah bekerja keras untuk memerdekakan bangsa dan negara, serta rakyat Indonesia."
Dengan luas area mencapai 2.034 meter persegi, Memorial Park IKN akan menjadi bagian integral dari kawasan Beranda Nusantara dan menonjolkan dirinya sebagai salah satu daya tarik utama di IKN.
Proyek ini tidak hanya merupakan karya Presiden Jokowi, tetapi juga melibatkan kontribusi desain dari Mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Baca Juga: Tim Safari Ramadan Pemkab Pesisir Selatan akan Mengunjungi 15 Masjid
Melalui akun Instagramnya, Ridwan Kamil menjelaskan gagasannya untuk Plaza Pahlawan atau Hero Memorial.
"Dengan konsep Gugur Bunga, dimana 6 patung kelopak bunga akan bertulisan ribuan nama-nama pahlawan negeri tercinta ini," tulisnya dalam unggahan Instagram.
Selain itu, desain Plaza Pahlawan mencakup dua elips telur yang terbelah dua, melambangkan masa penjajahan dan momen lahirnya negara ini.
Baca Juga: Telkomsel Luncurkan Paket GamesMAX Booster Terbaru, Pengalaman Bermain Game yang Lancar dan Nyaman
Elips telur menjadi rumah bagi Bung Karno dan Bung Hatta dalam posisi duduk, merenung serius dan bahagia, menghadap api abadi sebagai simbol kejayaan bangsa Indonesia.
Pembangunan Memorial Park ini dikerjakan oleh Nindya Karya-Penta KSO, dengan anggaran sebesar Rp 361 miliar. Target penyelesaian proyek ini diharapkan pada bulan Desember 2024.
Baca Juga: Eksplorasi Wisata di Swissnya Sumatera Barat! Rasuki Keindahan 4 Danau dan 4 Gunung dalam 1 Desa