- Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menggemparkan publik dengan identifikasi potensi 'harta karun langka' di Bledug Kramesan, atau lebih dikenal sebagai 'gunung baru' di Dusun Medang, Sendangrejo, Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Fenomena ini menarik perhatian karena dianggap memiliki potensi mineral logam kritis yang berharga.
Meskipun Bledug Kramesan berasal dari letupan lumpur, namun dengan intensitas yang lebih kecil.
Letupan ini berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama, membentuk sebuah gunungan yang menjadi pusat perhatian.
Fenomena seperti ini sudah ada sejak lama dan tercatat dalam beberapa naskah dari kerajaan-kerajaan di Jawa.
Jaraknya sekitar 3,4 km dari Bledug Kuwu dengan ketinggian 25 meter dari permukaan tanah.
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, menjelaskan bahwa zona terjadinya Bledug Kramesan dan Bledug Kuwu termasuk dalam Pati Through, yang memungkinkan diendapkannya sedimen secara cepat dan tebal.
Secara fisiografi, area ini termasuk dalam antiklinorium Zona Rembang yang terdiri dari pegunungan lipatan berbentuk antiklinorium yang memanjang dari Kota Purwodadi hingga Pulau Madura.
Faktor-faktor seperti amblesan, kecepatan pengendapan, lapisan plastis, overpressure, under-compacted, potensi hidrokarbon, produksi air diagenetic, tektonik kompresi, dan gradient panas bumi turut mempengaruhi terbentuknya mud diapir.
Struktur geologis bledug terletak pada area yang tidak padat patahan, sehingga tidak terindikasi adanya kelurusan patahan, tetapi terdapat struktur geologi berupa antiklin dengan sumbu relatif Barat Daya - Timur Laut.
Pengaruh kegempaan terhadap mud diapir dan mud volcano adalah adanya kemungkinan untuk terbukanya rekahan-rekahan yang dilewati oleh material lumpur.