- Indonesia, sebagai eksporter batu bara termal terbesar di dunia, membuat keputusan mengejutkan untuk menangguhkan ekspor bahan bakar pada Januari 2022 karena mengalami kekurangan pasokan batu bara bagi pembangkit listrik domestik.
Kondisi ini mengguncang pasar energi global. Porsi batu bara dalam bauran energi Indonesia mencapai sekitar 60 persen.
Namun pada awal 2022, Perusahaan Listrik Negara (PLN) hanya mendapatkan pasokan sebesar 35.000 ton batu bara, jauh dari kebutuhan.
PLN membutuhkan enam juta ton lagi agar stok mencukupi kebutuhan selama 20 hari.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara mendorong PLN untuk memperbaiki manajemen pasokan dan meningkatkan kontrak pengadaan jangka panjang.
Indonesia mewajibkan penambang batu bara untuk menjual 25 persen dari produksi mereka secara lokal dengan harga maksimum $70 per ton untuk pembangkit listrik.
Sementara itu, harga ekspor acuan telah melonjak hingga $215 per ton pada bulan November, karena krisis energi global.
Namun, banyak penambang yang tidak mematuhi kewajiban ini.
China, India, Jepang, dan Korea Selatan adalah pembeli utama batu bara Indonesia.
Negara-negara tetangga di Asia Tenggara seperti Filipina dan Vietnam juga merupakan pasar potensial.
Dispensasi pun diminta oleh beberapa pembeli utama seperti Jepang.