bdadinfo.com

Indonesia Segera Miliki Pabrik Tembaga Terbesar di Dunia Berkat Investasi Raksasa, Siap Dominasi Pasar Global dengan Utang dari Amerika! - News

Indonesia Segera Miliki Pabrik Tembaga Terbesar di Dunia Berkat Investasi Raksasa (Pixabay.com/@Wassy_ST)

- Dalam waktu dekat, Indonesia akan menjadi rumah bagi fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) konsentrat tembaga single line terbesar di dunia.

Berlokasi di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, smelter tembaga ini memiliki kapasitas untuk mengolah hingga 1,7 juta ton konsentrat per tahun, menghasilkan hingga 600 ribu ton katoda tembaga setiap tahunnya.

Baca Juga: PLN Sumbar Siap Kawal Pasokan Listrik Idul Adha 1445H

Smelter ini dimiliki dan dikelola oleh PT Freeport Indonesia (PTFI), di mana 51% sahamnya kini dimiliki oleh Indonesia melalui Holding BUMN Pertambangan, MIND ID.

Smelter ini merupakan yang kedua bagi Freeport di Indonesia, setelah smelter pertama yang dikelola oleh PT Smelting, juga berlokasi di Gresik.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa smelter ini memiliki nilai investasi hingga US$ 3 miliar dan dijadwalkan mulai beroperasi pada 1 Juli 2024.

Baca Juga: Kunci Jawaban dan Pembahasan Uji Kompetensi Bab 3 Matematika Kelas 8 Halaman 135 136 Kurikulum Merdeka

Pabrik ini diharapkan dapat menghasilkan 60 ton emas murni dan 400 ribu ton katoda tembaga per tahun. 

"Mulai 1 Juli ke depan, pabrik Freeport akan mengolah konsentrat tembaga dari Timika di Gresik. Dalam satu tahun, pabrik ini akan menghasilkan 60 ton emas murni, 400 ribu ton katoda tembaga, dan berbagai produk turunan lainnya," ujar Bahlil dalam sebuah kuliah umum di Universitas Islam As Syafi'iyah, Bekasi.

Selain di Gresik, Freeport Indonesia juga diinstruksikan untuk membangun smelter di Timika, Papua, dekat dengan lokasi tambang Freeport di Tembagapura.

Baca Juga: Kepengurusan Ikasmantri Dilantik, Gubernur Apresiasi Peran Besar Alumni SMA 3 Padang bagi Kemajuan Sumbar

Ini sejalan dengan rencana pemerintah untuk meningkatkan kepemilikan saham di PTFI dari 51% menjadi 61% setelah tahun 2041. 

"Kita sedang memikirkan, begitu aturannya keluar, kita akan mengakuisisi lagi sahamnya tambah 10%. Sekarang kan kita 51%, kita ingin Indonesia harus mayoritas lagi, negosiasinya sudah selesai dan Freeport setuju untuk penambahan saham 10% pada 2041 ke atas," jelas Bahlil.

Pembangunan smelter dan proses divestasi saham Freeport merupakan bagian dari program hilirisasi pemerintah yang bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja di masa depan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat