- Dalam setahun, nilai transaksi judi online di Indonesia hampir sama dengan biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan Tol Trans Sumatera.
Menurut data yang dihimpun oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), jumlah transaksi judi online mencapai angka yang mencengangkan, yakni Rp600 triliun.
Untuk memberikan gambaran yang lebih konkret, biaya pembangunan Tol Trans Sumatera diestimasi mencapai Rp572 triliun.
Dana ini cukup untuk menghubungkan seluruh kota di Sumatera, dari Aceh hingga Lampung, yang akan mengubah wajah transportasi di pulau tersebut dan meningkatkan konektivitas antar wilayah.
Bandingkan dengan biaya pembangunan tol dari Pekanbaru hingga Padang yang "hanya" memakan anggaran sebesar Rp78 triliun.
Angka ini mencakup ganti rugi lahan, pengadaan material, pembuatan terowongan, dan berbagai aspek teknis lainnya.
Baca Juga: Jadi Energi Masa Depan, PLN Terus Kembangkan Ekosistem Hidrogen di Indonesia
Dengan demikian, uang yang dihabiskan masyarakat dalam transaksi judi online dalam setahun cukup untuk membiayai delapan kali pembangunan tol tersebut.
Ratusan triliun rupiah yang tersedot oleh bandar judi online ini menunjukkan betapa besar dampak negatif yang ditimbulkan.
Selain menguras keuangan masyarakat, praktik judi online juga memiliki efek destruktif terhadap kehidupan sosial dan ekonomi, menyebabkan ketergantungan dan masalah keuangan bagi banyak individu dan keluarga.
Ketika dibandingkan dengan investasi besar dalam infrastruktur seperti jalan tol yang dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, transaksi judi online hanya membawa kehancuran dan ketidakstabilan.
Biaya pembangunan infrastruktur seperti Tol Trans Sumatera, yang diestimasi sebesar Rp572 triliun, adalah investasi strategis untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, berbeda jauh dengan kerugian besar yang dihasilkan dari judi online.