bdadinfo.com

Dibalik Pesan Bupati Cianjur yang Larang ASN Mudik Lebaran Ditengah Penderitaan Warga - News

Bupati Cianjur saat melakukan pembangunan rumah warga akibat gempat Foto: ist

 

- Imbas Gempa Bupati Cianjur Herman Suherman Larang ASN Lakukan Mudik: Masih Banyak Saudara Kita Tinggal Di Tenda Pengungsian

Sebuah langkah yang terpuji dalam mencerminkan kebersamaan dalam bermasyarakat ditunjukkan oleh seorang pengusaha beragama Buddha, Alexander Tanjaya yang sengaja membangunkan masjid untuk warga di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.

Alexander Tanjaya yang juga merupakan tokoh Agama Buddha tersebut Dia telah membangun sebuah Masjid khusus untuk warga setempat dan menamai rumah ibadah tersebut dengan Masjid Rahmatan Lil Alamin di Desa Ambaipua, Kec. Ranomeeto, Kab. Konawe Selatan, Prov. Sulawesi Tenggara.

Baca Juga: Bupati Cianjur Larang ASN Mudik Lebaran Karena Alasan Satu Ini: Tidak Etis Jika Dilanggar

Alexander Tanjaya mengaku dirinya membangun masjid karena panggilan hati nurani. Ia merasa kasihan melihat warga yang harus berjalan hampir dua km untuk melaksanakan salat.

“Saya merasa tergugah dan terpanggil ketika melihat beberapa warga masyarakat setempat yang akan menunaikan ibadah salat Magrib berjalan kaki kurang lebih satu sampai dua kilometer ke desa tetangga dengan membawa kitab suci Al-Qur’an, sajadah, serta tasbih,” kata Alexander, keterangan tertulis dikutip Minggu, 9 April 2023.

Alexander mengungkapkan, niatannya membangun masjid tersebut kemudian disampaikan kepada kepala desa setempat. Adapun diskusi yang dilakukan, Alexander mendapat dukungan berhasil mewujudkan keinginannya membangun masjid untuk warga.

Baca Juga: Kue Lebaran No Oven, Resep Semprit Susu Teflon Cuma Perlu 3 Bahan, Dijamin Enak

“Selanjutnya kami berunding dengan Kepala Desa dan warga untuk membantu pembuatan masjid dengan waktu pembuatan kurang lebih 1 tahun,” imbuhnya.

Alexander menambahkan, hal tersebut sejatinya bukanlah hal yang aneh melainkan sesuatu yang wajar apalagi ditambah dengan kondisi kota yang masyarakatnya terdiri atas berbagai suku dan agama, sudah seharusnya dapat hidup saling berdampingan.

“Kota ini, khususnya di Sulawesi Tenggara, merupakan kota yang majemuk. Nilai-nilai toleransi terus meningkat di daerah ini. Tingkat kerukunannya semakin tinggi,” terangnya.

Lebih lanjut, ia berujar, sudah semestinya masyarakat harus berbagi dengan sesama tanpa membedakan suku, ras, agama maupun antar golongan. Dengan dibangunnya masjid ini, dia berharap bisa membangkitkan kepedulian dan keimanan warga setempat.

Baca Juga: Tips Mudik Lebaran 2023 yang Aman dan Nyaman Bersama Keluarga, Simak Berikut Ini!

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat