bdadinfo.com

Intip Sejarah SIngkat Serta Asal Usul Nama Teluknaga yang Menjadi Gerbang Masuk Pendatang Tiongkok - News

Ilustrasi kapal berukir kepala naga yang menjadi cikal bakal nama Teluknaga

- Bila Anda mendengar nama Teluknaga, hal pertama yang pasti terlintas di pikiran Anda pati adalah sebuah daerah yang memiliki akulturasi atau percampuran budaya Tionghoa dengan budaya Banten yang begitu lekat.

Teluknaga sendiri adalah nama sebuah kecamatan yang berlokasi di kabupaten Tangerang, provinsi Banten. Kecamatan ini cukup dekat jaraknya dengan bandara Internasional utama di Indonesia yaitu bandara Soekarno-Hatta.

Kebudayaan Tionghoa yang sangat terasa di Teluknaga rupanya memiliki sejarah panjangnya tersendiri. Terbentuknya daerah ini berawal dari terdamparnya pasukan perang negeri Tiongkok yang dipimpin oleh seorang laksamana bernama Chen Ci Lung.

Baca Juga: Sejarah Depo Plumpang Mulai Sejak Didirkan Pada 1974, Ternyata Sudah Pernah Meledak Sebanyak Ini

Masyarakat asli daerah sana biasa menyebut laksamana Chen Ci Lung dengan julukan panglima Ha Lung. Mereka terdampar di sebuah teluk yang berlokasi di desa Pangkalan yang saat itu dipimpin oleh seorang Adipati bernama Anggalarang pada tahun 1407.

Mereka tiba dengan sebuah perahu perang yang memiliki ukiran berbentuk kepala naga di salah satu bagiannya. Rombongan pasukan tersebut pun memutuskan untuk menetap di desa tersebut dan melakukan perkawinan dengan penduduk setempat.

Hingga akhirnya daerah tersebut berubah nama menjadi daerah Teluknaga. Nama ini dipilih berdasarkan kata "Teluk" yang menjadi lokasi terdamparnya kapal serta kata "Naga" yang merupakan bentuk ukiran di kapal tersebut.

Baca Juga: Berwisata ke Sumbar, Raffi Ahmad: Tak Akan Terlupakan

Kemudian sekitar tahun 1513, generasi Tionghoa pertama yang bermukim di Teluknaga mulai melakukan perantauan ke daerah Pasar Lama yang masih belokasi di Banten. Di sana mereka membangun pemukiman Tionghoa dan kemudian tinggal disana.

Cara membangun pemukiman pun tidaklah asal-asalan. Mereka menjadikan sebuah hierarki yang menggolongkan pemukiman menjadi tiga bagian utama. 

Pertama ada bagian atas yang dibangun klenteng serta masjid di dalamnya, kedua adalah bagian tengah yang berisi pemukiman penduduk, dan yang ketiga adalah bagian bawah yang adalah daerah sungai Cisadane.

Baca Juga: Mengenal Contoh 10 Konsep Geografi dengan Bogor Sebagai Objek Penerapannya

Sejajarnya kedudukan klenteng dan masjid di daerah ini menunjukan bahwa penduduk Teluknaga, baik yang masih tinggal di sana maupun yang sudah merantau ke daerah Pasar Lama tetap menganggap agama Islam tetaplah tinggi kedudukannya.

Toleransi agama sangatlah terasa di daerah ini. Selain memeluk agama Budha dan Konghucu, penduduk yang masih ada keturunan Tionghoa di daerah ini juga banyak yang memeluk agama Islam.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat