– Jemaah haji asal Indonesia sedang bersiap untuk kepulangannya ke tanah air.
Pada tahun pelaksaan haji 2023 ini, jemaah haji yang meninggal dunia di Madinah, Jeddah, Makkah, Arafah dan Mina terus bertambah.
Mayoritas penyebabnya adalah penyakit jantung, syok kardiogenik dan menimpa jemaah lansia paling banyak saat di periode Mina.
Baca Juga: Jelang Wukuf di Arafah, Jemaah Haji Diimbau Jaga Kesehatan dan Tenaga: Agar Tidak Drop
Selama periode Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina) tercatat hingga Sabtu, 1 Juli 2023 pukul 08.00 waktu setempat, mencapai 63 jemaah.
Dengan rinciannya di Arafah sebanyak 13 jemaah haji dan di Mina sebanyak 51 jemaah haji wafat.
Dikutip dari nu.or.id, di hari ke-40 operasional haji, total jamaah yang meninggal mencapai 249 orang.
Dari 249 jamaah haji Indonesia yang wafat itu kemudian dikategorikan sebagai jemaah risiko tinggi (risti) dan jemaah nonristi.
Untuk jamaah yang meninggal dunia karena risti berjumlah 138, sementara yang nonristi sebanyak 111 orang.
Dan sesuai dengan aturan yang berlaku, para haji yang wafat ini nantinya akan dibadalhajikan.
"Dari data, jemaah yang wafat terbesar itu penyakit jantung, syok kardiogenik. Mayoritas lansia (jemaah yang meninggal selama periode Mina)," ujar Kepala Seksi Kesehatan Satgas Mina, Thafsin Alfarizi di Pos Kesehatan Mina.
Menurut data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama per hari ini, tak hanya di Mina dan Arafah, di Jeddah sebanyak 3 jemaah haji meninggal, lalu sebanyak 36 jemaah meninggal di Madinah, dan terbanyak di Makkah yang mencapai 152 jemaah haji.