bdadinfo.com

Bukan Beton, Ruas Tol Trans Sumatera Gunakan Teknologi Geofoam dengan Material Busa - News

Pembangunan tol trans Sumatera menggunakan teknologi geofoam (YouTube @PUPRBPJT)

- Hutama Karya dalam postingan Instagram terbaru membagikan informasi terkait penggunaan teknologi geofoam pada proyek pembangunan Tol Trans Sumatera, yaitu jalur tol Indralaya-Prabumulih.

Teknologi yang dipakai Hutama Karya dalam pembangunan ruas Tol Trans Sumatera ini bukan menggunakan beton seperti umumnya, melainkan menggunakan busa.

Teknologi geofoam dipercaya dapat memperlambat proses penurunan tanah serta mengurangi potensi tanah amblas pada Tol Trans Sumatera.

Baca Juga: Terbongkar Sumber Kekayaan Bupati Cantik Pandeglang Hartanya Kian Membengkak Rp62,5 M

Teknologi geofoam EPS sebelumnya juga telah diterapkan dalam pembangunan tol Cisumdawu, tepatnya di Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang.

Dengan teknologi sama, pembangunan tol juga diupayakan untuk mengurangi risiko terjadi tanah longsor.

Geofoam EPS merupakan teknologi memanfaatkan material berupa expanded polystyrene berupa high density polystyrene.

Baca Juga: Tanjungbalai Bakal Calon Ibu Kota Sumatera Timur Bertetangga dengan Malaysia dan Singapura

Busa ini berbentuk balok dengan bobot ringan, kemudian disusun dan ditumpuk sedemikian rupa, terutama untuk penggunaan pembangunan proyek pada lapisan tanah labil.

Penggunaan geofoam menggantikan tanah timbunan yang biasa dipakai dalam pembangunan jalan tol. Bobotnya diakui lebih ringan.

Berat geofoam tercatat sekitar 25 kilogram/meter kubik. Sementara berat tanah timbunan bisa mencapai 1800 kilogram/meter kubik.

Baca Juga: Terjun ke Politik, Vasko Ruseimy Si Politisi Muda Sumbar Punya Cita-cita Mulia: Menciptakan Kebermanfaatan

Lantas, dengan bobot ringan tersebut, apakah busa ini mampu menahan beban berat?

Geofoam ternyata mampu mengurangi beban tanah cukup signifikan, sehingga punya peran sangat krusial dalam hal mengurangi dan memperlambat proses penurunan tanah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat